Disepakati 23 Negara, Pendanaan untuk Batubara Dihapuskan Bertahap
Secara kolektif, hal ini akan mengalihkan dukungan publik dari bahan bakar fosil ke transisi energi bersih senilai sekitar 17,8 miliar dolar Amerika Serikat (AS) per tahun. Negara berkembang termasuk Ethiopia, Fiji dan Kepulauan Marshal juga memberikan dukungannya, menandakan tumbuhnya kesamaan visi bersama.
Presiden COP26, Alok Sharma, mengatakan bahwa sejak awal kepresidenannya, Inggris secara jelas menyatakan bahwa COP26 harus menjadikan batubara bagian dari masa lalu.
"Dengan komitmen ambisius, ini akhir dari listrik tenaga batu bara telah di depan mata," ujar Alok Sharma, dalam keterangan tertulis, Senin (8/11/2021).
Mengamankan koalisi yang terdiri dari 190 negara untuk meninggalkan batu bara dan mengakhiri dukungan terhadap pembangkit listrik tenaga batu bara, menunjukkan bahwa komitmen internasional yang nyata untuk tidak meninggalkan satu negarapun.
"Secara bersama-sama, kita dapat mempercepat akses terhadap listrik untuk lebih dari tiga perempat miliar orang, menjadikan kemiskinan energi sebagai bagian dari sejarah dengan menciptakan masa depan listrik bersih yang dibutuhkan untuk menjaga kenaikan suhu dalam 1.5 derajat Celsius," ujar Sharma.
Damilola Ogunbiyi CEO dan Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Energi Berkelanjutan untuk Semua dan ketua bersama dari UN-Energy mengatakan, Hari Energi pada COP26 merupakan tonggak pencapaian penting untuk membangun momentum terhadap Sustainable Development Goal 7 dan transisi energi berkeadilan.
"Kita adalah arsitek masa depan berkelanjutan untuk dunia. Hari ini, saya menyerukan seluruh pemerintah untuk menaikkan ambisi yang dibutuhkan guna mengisi celah dan memastikan masa depan energi dengan tidak meninggalkan siapapun," tutur Alok Sharma.
Editor: Jeanny Aipassa