Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bencana Tewaskan 618 Orang di Sri Lanka Belum Berakhir, kini Muncul Peringatan Longsor
Advertisement . Scroll to see content

Dua Negara Asia Tenggara Terancam Bangkrut Seperti Sri Lanka, Bagaimana Indonesia?

Rabu, 20 Juli 2022 - 18:26:00 WIB
 Dua Negara Asia Tenggara Terancam Bangkrut Seperti Sri Lanka, Bagaimana Indonesia?
Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah Redjalam. (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Dua negara Asia Tenggara terancam bangkrut dan diperkirakan segera menyusul Sri Lanka. Kedua negara tersebut adalah Myanmar dan Laos yang sedang menghadapi krisis keuangan parah.

Seperti diketahui, pandemi Covid-19 membuat Myanmar mengalami ketidakstabilan ekonomi. Selain itu permasalahan politik yaitu kudeta militer yang terjadi pada awal 2021 juga memperparah stabilitas ekonomi Myanmar. 

Imbas dari dua faktor tersebut, perekonomian Myanmar terkontraksi sampai 18 persen di 2021 dan diperkirakan tidak tumbuh pada tahun ini. Kondisi tersebut membuat Bank Dunia tidak mengeluarkan prediksi pertumbuhan ekonomi untuk Myanmar sampai 2024. 

Sementara Laos mengalami krisis yang dipicu utang yang melonjak selama masa pandemi. Kondisi ini sama seperti apa yang terjadi pada Sri Lanka, Laos juga terpaksa harus melakukan restrukturisasi utang senilai miliaran dolar AS. 

Kondisi tersebut diperparah dengan tergerusnya devisa Laos yang hanya tersisa untuk memenuhi kebutuhan dua bulan impor. Selain itu mata uangnya juga mengalami penurunan sampai 30 persen. Kondisi tersebut membuat kondisi keuangan laos makin terpuruk.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? 

Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah, mengatakan bahwa Indonesia jelas berbeda dengan Sri Lanka, juga Myanmar dan Laos. Pasalnya, sektor ekonomi di Indonesia didukung oleh kekayaan sumber daya alam (SDA) yang berlimpah. 

Kekayaan SDA yang berlimpah itu pula yang menyebabkan ekonomi Indonesia tetap tangguh di saat terjadi gejolak akibat kenaikan harga komoditas pangan dan energi. 

Bahkan, kondisi yang menjadi beban bagi banyak negara lain justru menjadi limpahan berkah bagi Indonesia, karena penerimaan yang meningkat dari ekspor komoditas pangan dan energi. 

"Penerimaan pemerintah mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan selama periode booming harga komoditas. Hal ini tidak dialami oleh Sri Lanka," kata Piter saat dihubungi MNC Portal Indoensia, Rabu (20/7/2022). 

Menurut dia, struktur ekonomi indonesia juga cukup kokoh ditopang oleh berbagai badan usaha baik yang dimiliki oleh negara (BUMN) maupun perusahaan swasta nasional di berbagai sektor ekonomi. 

"Indonesia punya Pertamina, Inalum, Telkom, Bank Mandiri, Bank BCA, Medco, hingga Indofood, yang kiprahnya tidak hanya diakui di dalam negeri tetapi juga global," ujar Piter. 

Semuanya aktif memutar perekonomian Indonesia menghasilkan output nasional sekaligus menjadikan Indonesia termasuk 20 besar ekonomi dunia. "Sekali lagi hal ini tidak dimiliki oleh Sri Lanka," ungkap Piter. 

Dia membeberkan, Singapura juga masih bertahan meski mengalami krisis walaupun tidak memiliki kekayaan SDA, karena memiliki modal yang sangat besar dan didukung oleh BUMN dan swasta yang sangat kuat. 

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut