Duh, China Masih Dominasi Pengelolaan Sumber Daya Laut RI!
JAKARTA, iNews.id - Menteri Kelautan dan Perikanan mengungkapkan sektor kelautan di Indonesia mempunyai potensi yang cukup besar untuk diolah dan membawa keuntungan bagi negara. Namun, masih diperlukan investasi besar untuk mengolah sumber daya kelautan tersebut.
Trenggono menyebut, berdasarkan data pada tahun 2023, nilai pasar untuk komoditas udang di Indonesia sendiri pada tahun 2023 sebesar 60,4 miliar dolar AS, kemudian rumput laut memiliki potensi pasar sebesar 16,7 miliar dolar AS, nilai pasar ikan talapia sebesar 13,9 miliar dolar AS. Selain itu, potensi pasar untuk komoditas kepiting di Indonesia pada tahun 2023 sebesar 879 miliar dolar AS dan Lobster sebesar 7,2 miliar dolar AS.
Meski demikian, besarnya potensi kelautan di Indonesia saat ini masih banyak yang dikelola oleh pihak asing. Misalnya untuk Penanaman Modal Asing (PMA) yang masuk untuk mengolah sumber daya kelautan di Indonesia saat ini masih didominasi oleh China.
"PMA terbesar dari Republik Rakyat Tiongkok mencapai Rp370,74 miliar disusul Malaysia Rp240, 47 miliar dan Swiss Rp152,89 miliar," ujar Trenggono dalam acara Indonesia Marine and Fisher Business Forum 2024 di Jakarta, Senin (5/2/2024).
Lebih lanjut, Trenggono menyebutkan berdasarkan bidang usaha dari investasi yang masuk, pengolahan ikan menempati urutan pertama dengan nilai investasi sebesar Rp3,65 triliun, budidaya perikanan Rp2,6 triliun, pemasaran Rp1,95 triliun, penangkapan ikan Rp1,18 triliun, dan jasa perikanan Rp185,51 triliun.