Dulu Rugi Akibat Pandemi, Kini KAI Bangkit dan Catat Laba Rp2,2 Triliun
JAKARTA, iNews.id - PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat transformasi luar biasa dalam empat tahun terakhir. Dari kondisi keuangan yang sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19, KAI berhasil bangkit dan mencetak laba bersih Rp2,2 triliun pada tahun 2024. Padahal, pada puncak krisis tahun 2020, perusahaan mencatatkan kerugian sebesar Rp1,7 triliun.
Tak hanya itu, total aset KAI juga melonjak dari Rp52,2 triliun menjadi Rp97,1 triliun, menandakan fondasi keuangan yang makin kuat. Di balik pemulihan ini, ada upaya besar yang dijalankan secara menyeluruh—mulai dari penyesuaian strategi bisnis, digitalisasi layanan, penyederhanaan struktur organisasi, hingga penguatan budaya kerja dan keselamatan.
“Transformasi adalah jalan KAI untuk bertumbuh lebih sehat, lebih gesit, dan lebih relevan dengan masa depan transportasi Indonesia,” ujar Vice President Public Relations KAI, Anne Purba.
Capaian ini juga tercermin dari meningkatnya jumlah penumpang, yang naik dari 187 juta orang pada 2020 menjadi 453 juta pada 2024. Angkutan barang pun tak kalah impresif: dari 45,1 juta ton naik menjadi 69,2 juta ton. Kepercayaan masyarakat dan dunia usaha terhadap layanan kereta api terus tumbuh.
Dari sisi keselamatan, KAI mencatat angka kecelakaan terendah dalam 10 tahun terakhir. Pencapaian ini diperoleh lewat inovasi teknologi seperti Track Monitoring and Diagnostic (Track-Mod) serta sistem Smart Rail, yang memungkinkan pemantauan kondisi jalur secara real-time.
Tak hanya mengejar keuntungan, KAI juga mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam operasinya. Penggunaan face recognition untuk boarding, aplikasi Access by KAI dengan fitur jejak karbon, serta penyediaan water station di stasiun besar menunjukkan komitmen KAI terhadap pelayanan ramah lingkungan.