Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : HM Sampoerna Bukukan Laba Bersih Rp4,5 Triliun hingga Kuartal III 2025
Advertisement . Scroll to see content

Efek Cukai, Harga Saham Rokok Bakal Bergejolak hingga Bulan Depan

Kamis, 19 September 2019 - 13:08:00 WIB
Efek Cukai, Harga Saham Rokok Bakal Bergejolak hingga Bulan Depan
Rokok. (Foto: ilustrasi/Okezone)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Harga saham produsen rokok melemah cukup tajam pada awal pekan ini. Tekanan harga tersebut tak lepas dari keputusan pemerintah menaikkan cukai rokok tahun depan hingga 23 persen.

Analis Bahana Sekuritas Giovani Dustin mengatakan, kenaikan cukai tersebut mengejutkan pasar karena menjadi kenaikan tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir. Dengan kenaikan itu, volatilitas saham rokok masih akan berlanjut hingga Oktober, menanti Peraturan Menteri Keuangan (PMK) dirilis.

Giovani menilai, meski di luar ekspektasi pasar, langkah itu sebenarnya bisa dipahami karena pada tahun ini, tarif cukai tidak naik sama sekali.

"Dengan kenaikan ini, sebenarnya sama saja seperti pemerintah menaikkan cukai pada tahun ini, yang setiap tahunnya berada pada kisaran 10-12%, dan pada tahun depan dengan kisaran yang sama," ujarnya, Kamis (19/9/2019).

Bahana memperkirakan, cukai rokok yang dinaikkan 23 persen bakal membuat harga jual rokok rata-rata naik antara 16-18 persen. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) diprediksi kesulitan membebankan seluruh kenaikan pada konsumen karena pangsa pasarnya didominasi kelas menengah ke bawah.

Sementara PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) sedikit lebih leluasa menaikkan harga karena portofolio produk rokok perusahaan milik Phillip Morris ini lebih berimbang.

"Saat ini harga saham rokok secara valuasi sudah cukup atraktif, namun tekanan dan ketidakpastian masih akan ada hingga pemerintah benar-benar mengeluarkan PMK detailnya," tuturnya.

Giovani menyebut, kenaikan cukai hingga 23 persen hanya akan terjadi pada 2020. Dengan kata lain, Bahana tidak melihat adanya kenaikan tarif cukai di atas 20 persen dalam beberapa tahun ke depan.

Untuk itu, Bahana memberikan rekomendasi BELI untuk saham HSMP dengan target harga Rp4.150 per lembar. Selain portofolio produk yang beragam, emiten ini memiliki arus kas yang sehat untuk menopang dividen.

Sementara untuk GGRM, Bahana memberikan rekomendasi BELI dengan target harga Rp90.200 per lembar meski kenaikan cukai memberikan tekanan besar pada produsen rokok kretek tersebut.

Editor: Rahmat Fiansyah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut