Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Elon Musk Bisa Hengkang dari Tesla jika Paket Gaji Rp16.611 Triliun Ditolak
Advertisement . Scroll to see content

Elon Musk Batal Beli Twitter, Dewan Direksi Tempuh Jalur Hukum

Sabtu, 09 Juli 2022 - 14:24:00 WIB
Elon Musk Batal Beli Twitter, Dewan Direksi Tempuh Jalur Hukum
Elon Musk batal beli Twitter, dewan direksi tempuh jalur hukum
Advertisement . Scroll to see content

NEW YORK, iNews.id - Elon Musk membatalkan kesepakatan rencana pembelian Twitter senilai 44 miliar dolar AS pada Jumat (8/7/2022) waktu setempat. CEO Tesla itu telah mengirim surat ke dewan direksi Twitter yang menyatakan akan membatalkan akuisisi.

Namun Twitter tidak menerima pernyataan orang terkaya di dunia tersebut. Ketua Dewan Direksi Twitter Bret Taylor menyatakan, dewan twitter berkomitmen untuk mencapai kesepakatan transaksi pada harga dan persyaratan yang disepakati Musk. 

"Dan berencana melakukan tindakan hukum untuk menegakkan perjanjian merger. Kami yakin akan menang di Delaware Court of Chancery," cuit dia pada akunnya di Twitter, dikutip dari Time, Sabtu (9/7/2022). 

Twitter bisa mendapatkan biaya penghentian sebesar 1 miliar dolar AS yang disetujui Musk untuk dibayar dalam kondisi tersebut. Namun, mereka lebih memilih berjuang untuk menyelesaikan kesepakatan yang telah disetujui oleh dewan perusahaan dan CEO Twitter Parag Agrawal bersikeras ingin mewujudkan kesepakatan tersebut. 

Kemungkinan terurainya kesepakatan hanyalah putaran terbaru dalam kisah antara orang terkaya di dunia dan salah satu platform media sosial paling berpengaruh. Sebagian besar drama telah berputar di Twitter, dengan Musk – yang memiliki lebih dari 100 juta pengikut – menyesali perusahaan itu gagal memenuhi potensinya sebagai platform untuk kebebasan berbicara.

Akibat kabar itu, saham Twitter turun 5 persen menjadi 36,81 dolar AS, jauh di bawah harga yang ditawarkan Musk sebesar 54,20 dolar AS. Sedangkan saham Tesla naik 2,5 persen menjadi 752,29 dolar AS.

Pengacara Musk, Mike Ringler menulis dalam surat ke Twitter, selama hampir dua bulan Musk telah mencari data untuk menilai prevalensi akun palsu atau spam di platform media sosial.

"Twitter telah gagal atau menolak untuk memberikan informasi ini. Terkadang Twitter mengabaikan permintaan Musk, terkadang menolaknya karena alasan yang tampaknya tidak dapat dibenarkan, dan terkadang mengklaim untuk mematuhinya sambil memberikan informasi yang tidak lengkap atau tidak dapat digunakan kepada Tuan Musk," bunyi isi surat itu.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut