Elon Musk Janji Bayar Pajak Rp158 Triliun tapi Ogah Bayar Pajak Tesla
NEW YORK, iNews.id - Bos Tesla, Elon Musk telah berulang kali mengatakan akan membayar pajak 2021 lebih banyak dibanding siapa pun, yakni sebesar 11 miliar dolar AS atau setara Rp158 triliun. Namun, dia enggan membayar pajak Tesla sepeser pun.
Tesla mungkin tidak berencana membayar pajak kapan saja di masa mendatang, meski perusahaan baru saja melaporkan kinerja keuangan yang positif. Pada tahun lalu, Tesla mencatat laba bersih sebesar 5,5 miliar dolar AS, dengan pendapatan sebesar 7,6 miliar dolar AS.
Namun, produsen mobil listrik itu melaporkan operasinya di AS pada tahun lalu membuatnya kehilangan 130 juta dolar AS sebelum. Musk mengklaim, semua keuntungan sebelum pajak senilai lebih dari 6 miliar dolar AS berasal dari operasi di luar negeri, meski 45 persen dari pendapatannya berasal dari penjualan di AS.
Walau Tesla menunjukkan tagihan pajak luar negerinya mencapai 893 juta dolar AS, tagihan pajak negara bagiannya hanya 9 juta dolar AS. Sedangkan tagihan pajak federalnya nol.
"Itu bertentangan dengan akal sehat, tetapi tidak menentang kode pajak AS," kata Kepala Ekonomi untuk Tax Analysts, Martin Sullivan, dikutip dari CNN, Sabtu (12/2/2022).
Sullivan menyakini, kerugian sebesar 130 juta dolar AS untuk operasinya di AS kemungkinan besar akibat praktik umum untuk perusahaan multinasional AS.
"Ini hal multinasional AS. Ini sangat umum," ujarnya.
Sebuah laporan baru-baru ini dari Departemen Keuangan AS menemukan 61 persen dari keuntungan internasional perusahaan multinasional AS dibukukan di tujuh negara kecil, seperti Bermuda, Cayman, Irlandia, Luksemburg, Belanda, Singapura, dan Swiss. Tujun negara itu dikenal sebagai surga pajak.
"Tesla dan perusahaan raksasa lainnya telah lama menggunakan penipuan dan celah untuk membantu mereka keluar dari pembayaran pajak, itu harus dihentikan," kata Senator Elizabeth Warren, yang sering mengkritik Musk.
"Demokrat sedang bekerja untuk mengakhiri pemotongan pajak Republik untuk perusahaan-perusahaan yang mengalihkan keuntungan dan pekerjaan ke luar negeri," imbuhnya.
Namun, Kongres AS sejauh ini gagal mengambil tindakan untuk menghentikannya. Laporan keuangan Tesla tidak merinci apa yang sebenarnya dilakukannya. Misalnya, tidak disebutkan negara mana yang menghasilkan keuntungan saat melaporkan kerugian di AS.
Editor: Jujuk Ernawati