Elon Musk Rambah Bisnis Parfum, Harganya Rp1,5 Juta per Botol

Kamis, 13 Oktober 2022 - 07:37:00 WIB

Orang terkaya di dunia, Elon Musk meluncurkan bisnis barunya yaitu parfum dengan merek 'Burnt Hair'. (Foto: Reuters)

NEW YORK, iNews.id - Orang terkaya di dunia, Elon Musk meluncurkan bisnis barunya yaitu parfum dengan merek 'Burnt Hair'. Musk menjual parfumnya tersebut dengan harga 100 dolar AS atau setara Rp1,53 juta per botol dan akan mulai dikirim pada kuartal I 2023.

Mengutip Reuters, Musk mengklaim berhasil menjual 10.000 botol hanya dalam beberapa jam setelah diumumkan dan mengantongi 1 juta dolar AS.

Baca Juga

Ribuan Penerbangan Dibatalkan Akibat Shutdown, Ekonomi AS Kuartal IV Terancam Negatif

"Dengan nama seperti saya, masuk ke bisnis wewangian tidak bisa dihindari, mengapa saya bahkan melawannya begitu lama!?" cuit Musk di Twitternya dikutip, Kamis (13/10/2022).

Pada laman perusahaan menampilkan gambar botol kaca merah dengan tulisan 'Burnt Hair'. Terkait deskripsi baunya, laman parfum menuliskan itu merupakan inti dari keinginan orang.

Baca Juga

Elon Musk Bantah Laporan Bertemu Vladimir Putin Bahas Perdamaian Ukraina

Selain parfum, Elon Musk juga memiliki perusahaan lain bernama Boring Company, perusahaan pembuat terowongan yang terakhir bernilai 5,7 miliar dolar AS. Kemudian, perusahaan itu juga menjual penyembur api masing-masing seharga 500 dolar AS pada awal 2018 hingga mengumpulkan 10 juta dolar AS. Selain itu, dia juga menjual 50.000 topi Boring Company.

Baca Juga

Saham Twitter Turun, Kini Harganya Selisih 9 Persen dari Penawaran Elon Musk

Ambisi Musk selama bertahun-tahun berkisar dari menjajah Mars hingga menciptakan ekonomi energi berkelanjutan baru. Dalam prosesnya dia telah membangun Tesla, perusahaan roket SpaceX, dan perusahaan-perusahaan kecil.

Pekan lalu, Musk mengusulkan untuk melanjutkan tawaran awalnya senilai 44 miliar dolar AS untuk membeli perusahaan media sosial, Twitter Inc. Jika berhasil, kesepakatan akan membuat Musk bertanggung jawab atas salah satu platform media paling berpengaruh dan mengakhiri litigasi selama berbulan-bulan yang merusak merek Twitter.