Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Erick Thohir Ultimatum PB Padel! Diminta Serahkan Roadmap Demi Masuk DBON dan Tembus Olimpiade
Advertisement . Scroll to see content

Erick Thohir Targetkan Kajian Merger Citilink dan Pelita Air Rampung Pertengahan 2025

Kamis, 02 Januari 2025 - 18:24:00 WIB
Erick Thohir Targetkan Kajian Merger Citilink dan Pelita Air Rampung Pertengahan 2025
Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan roadmap merger dua maskapai pelat merah, Citilink dan Pelita Air rampung pertengahan 2025. (Foto: Iqbal Dwi Purnama)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut bahwa saat ini pihaknya tengah menyusun peta jalan atau roadmap pengembangan industri penerbangan di tanah air. Salah satu pokok bahasan dalam roadmap adalah penggabungan atau merger dua maskapai pelat merah, yaitu Citilink dan Pelita Air

Erick menargetkan roadmap tersebut rampung dalam enam bulan ke depan alias pertengahan tahun 2025.

"Itu (merger Pelita-Citilink) bagian roadmap yang enam bulan ke depan. Kenapa saya kumpulkan (Direksi maskapai) hari ini, itu menjadi bagian diskusinya," ujar Erick dalam konferensi pers di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/1/2025).

Erick menegaskan, tidak ada rencana penggabungan perusahaan penerbangan dengan operator bandara ke depannya. Kedua entitas usaha tersebut akan tetap terpisah.

"Kalau antara airport dan penerbangan tetap dipisah. Tetapi antara penerbangan ini nanti tentu kita bicara bagaimana sinergi dan juga restrukturisasinya," ucapnya.

Menurutnya, cita-cita mendasar penggabungan kedua perusahaan maskapai itu untuk menciptakan efisiensi industri penerbangan di Tanah Air. Sekaligus menjawab persoalan soal masih kurangnya jumlah maskapai di Indonesia. 

"Kan yang penting intinya solusi buat efisiensi penerbangan nasional," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Erick menilai saat ini total jumlah maskapai yang ada di Indonesia tidak ideal jika dibandingkan dengan luas geografis. Jumlah pesawat di Indonesia hanya sekitar 400 unit, sedangkan diperkirakan angka ideal jumlah pesawat sebanyak 750 unit.

"Saya rasa industri penerbangan hari ini kita terus efisiensi. Karena memang jumlah pesawat kan tidak cukup dengan size Indonesia yang memerlukan 750 pesawat, yang hari ini baru 400-an. Memang kita kurang," kata Erick.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pelita Air Service, Dendy Kurniawan siap mendukung rencana merger dengan Citilink. Namun, rencana tersebut diakui masih dalam kajian bersama.

"Itu masih kajian, tetapi kita support tentu yang terbaik untuk airlines," kata Dendy.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut