Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Putin: Bola Ada di Tangan Eropa dan Ukraina
Advertisement . Scroll to see content

Eropa Bersiap Hadapi Potensi Krisis Gas Besar-besaran karena Gelombang Panas

Selasa, 19 Juli 2022 - 06:43:00 WIB
Eropa Bersiap Hadapi Potensi Krisis Gas Besar-besaran karena Gelombang Panas
Eropa bersiap hadapi potensi krisis gas besar-besaran karena gelombang panas. Foto: Reuters
Advertisement . Scroll to see content

LONDON, iNews.id - Eropa bersiap untuk menghadapi potensi krisis gas besar-besaran akhir pekan ini. Itu dipicu gelombang panas yang telah meningkatkan pemintaan energi untuk membantu mendinginkan rumah dan bisnis di benua tersebut. 

Pada Kamis (22/7/2022), pipa Nord Stream, yang menghubungkan gas Rusia ke Eropa akan dibuka kembali setelah 10 hari dilakukan pemeliharaan rutin. Namun kekhawatiran semakin meningkat bahwa Rusia akan tetap menghentikan keran gas sebagai aksi balas dendam atas sanksi yang telah diberlakukan Uni Eropa sejak negara itu menginvasi Ukraina sejak Februari lalu. 

Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan pada awal bulan ini, negaranya harus bersiap untuk kemungkinan yang terburuk. 

"Apa pun bisa terjadi. Bisa jadi gas mengalir lagi, bahkan lebih banyak dari sebelumnya. Bisa jadi tidak ada yang keluar sama sekali," kata Habeck, dikutip dari CNN Business, Selasa (19/7/2022).

Pipa tersebut mengirimkan 55 miliar meter kubik gas per tahun ke Eropa atau sekitar 40 persen dari total impor pipanya dari Rusia. Namun negara tersebut telah memangkas ekspor gasnya ke beberapa negara Eropa. Bulan lalu, Jerman sebagai ekonomi terbesar di kawasan Eropa menyatakan krisis gas setelah perusahaan gas Rusia, Gazprom memangkas ekspor gaa melalui pipa sebesar 60 persen.

Gazprom menyalahkan langkah itu pada keputusan Barat yang menahan turbin vital karena sanksi yang diterapkan. Sementara distributor gas Jerman Uniper pada Senin (18/7/2022) mengonfirmasi telah menerima surat dari Gazprom yang mengklaim force majeure atas kekurangan pengiriman gas di masa lalu dan saat ini. 

Force majeure adalah klausul kontrak yang memberikan alasan bagi perusahaan untuk gagal memenuhi kewajibannya. Biasanya digunakan dalam keadaan ekstrem seperti bencana alam.

Tetapi seorang juru bicara Uniper mengatakan kepada CNN Business, mereka secara resmi menolak klaim tersebut. Krisis gas pada pekan ini juga akan datang pada saat terburuk. Eropa mengalami gelombang panas, beberapa bagian wilayah Prancis dan Spanyol sedang berjuang melawan kebakaran hutan karena suhu diperkirakan akan naik di atas 40 derajat celcius selama beberapa hari mendatang.

Temperatur yang melonjak telah mendorong permintaan listrik untuk menyalakan pendingin udara. Enagas, operator sistem transmisi gas Spanyol, mengatakan pekan lalu, permintaan gas alam untuk menghasilkan listrik mencapai rekor baru 800 gigawatt jam.

"Peningkatan besar permintaan gas alam untuk produksi listrik ini terutama disebabkan oleh suhu tinggi yang tercatat sebagai akibat dari gelombang panas," kata Enagas dalam keterangan persnya Kamis pekan lalu.

Sementara itu, negara-negara Eropa berlomba untuk mengisi fasilitas penyimpanan gas mereka untuk menghindari kekurangan energi yang berpotensi bencana selama musim dingin.

"Beberapa bulan ke depan akan sangat penting untuk menopang pasokan blok itu. Jika Rusia memutuskan untuk benar-benar memangkas pasokan gas sebelum Eropa bisa mendapatkan tingkat penyimpanan hingga 90 persen, situasinya akan lebih serius dan menantang," ujar Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional Fatih Birol.

Sementara menurut Infrastruktur Gas Eropa, tingkat penyimpanan gas di seluruh Uni Eropa saat ini sekitar 64 persen. Blok tersebut dengan tergesa-gesa mengamankan pasokan gas dari negara lain karena mengurangi impor gas Rusia. Pada Senin kemarin, Komisi Eropa menandatangani nota kesepahaman dengan Azerbaijan untuk menggandakan kapasitas rute pengiriman gas utama selama beberapa tahun ke depan.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut