Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 87 Kontainer Langgar Ekspor Turunan CPO, Kapolri: Kerugian Rp2,8 Triliun
Advertisement . Scroll to see content

ESDM Ungkap Biang Kerok Merosotnya Ekspor Biodiesel RI ke Uni Eropa

Selasa, 27 Februari 2024 - 15:55:00 WIB
ESDM Ungkap Biang Kerok Merosotnya Ekspor Biodiesel RI ke Uni Eropa
Kementerian ESDM menyebut, merosotnya ekspor biodiesel ke RI hingga 70 persen disebabkan berbagai tantangan mulai dari dalam hingga luar negeri. (Foto: Ilustrasi/Sindonews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan biang kerok ekspor biodiesel RI ke Uni Eropa merosot hingga 70 persen. Terdapat berbagai tantangan dihadapi sektor bioenergi, mulai dari dalam hingga luar negeri.

Plt Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu menuturkan, tantangan yang kompleks itu seringkali membutuhkan pendekatan yang terpadu dan solusi yang inovatif dan berkelanjutan untuk dihadapi. 

Tantangan dari sisi sustainability of feed stock, jaminan ketersediaan sumber daya bioenergi yang berkelanjutan dan tidak bersaing dengan produksi pangan, pakan ternak, bahan baku industri dan pupuk adalah sebuah tantangan yang signifikan. 

"Keterbatasan lahan untuk ditanamai energy cropps berhadapan dengan isu konservasi alam adalah hal yang kompleks dan perlu diselesaikan secara hati-hati dengan melibatkan seluruh stakeholder terkait, khususnya di sisi hulu," ujar Jisman, Selasa (27/2/2024).

Jisman menambahkan, dari sisi ekonomi, industri bioenergi juga menghadapi tantangan produksi yang sering kali lebih tinggi dibandingkan dengan bahan bakal fosil.

Selain itu, adapula keterbatasan infrastruktur dan jaringan distribusi yang diperlukan untuk menghasilkan, menyimpan serta mendistribusikan bioenergi seperti pabrik pengolahan biomassa, biogas plan atau keterbatasan jaringan untuk menyerap listrik atau distribusi gas dari sumber bioenergi tersebut. 

"Tidak semua masyarakat menerima bioenergi dengan baik karena ada kekhawairan dampak lingkungan seperti lahan yang berpotensi merusak ekosistem, mempengaruhi biodiversity dan masalah keberlanjutan," tuturnya.

Lebih lanjut, Jisman mengatakan, tantangan yang berasal dari pasar global yaitu adanya berbagai cara untuk mendiskriminasikan biofuel Indonesia, salah satunya melalui negative champaign renewable energi directive (RED).

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut