Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Daftar Harga Pangan saat Natal 2025: Beras, Bawang dan Cabai Rawit Turun
Advertisement . Scroll to see content

Food Loss and Waste Indonesia Tembus 31 Persen, Bapanas Kampanyekan Stop Boros Pangan

Senin, 29 Juli 2024 - 10:37:00 WIB
Food Loss and Waste Indonesia Tembus 31 Persen, Bapanas Kampanyekan Stop Boros Pangan
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi. (Foto: Iqbal Dwi Purnama)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengampanyekan stop boros pangan. Hal ini menyusul tingkat food loss dan food waste atau makanan terbuang dan tersisa di Indonesia sekitar 31 persen, terdiri atas 14 persen food loss dan 17 persen food waste.

Arief menjelaskan, angka tersebut menggambarkan kondisi boros pangan di tengah penurunan produktivitas pertanian akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrem. Hal ini turut menjadi ancaman krisis pangan di Tanah Air.

"Kita juga lagi kampanye, stop boros pangan, food loss and waste Indonesia itu kurang lebih losses 14 persen dan waste 17 persen, jadi 31 persen, sehingga Bapanas menginisiasi untuk menurunkan food loss and waste," ujar Arief saat ditemui di Jakarta, dikutip, Senin (29/7/2024).

Arief menambahkan, upaya meningkatkan produktivitas pertanian melalui intensifikasi tanaman dan ekstensifikasi atau perluasan tanam tidak akan berjalan jika banyak makan yang terbuang dan sisa.

"Stop boros pangan harus menjadi salah satu yang kita campaign, kita betul meningkatkan produksi, meningkatkan lahan, tetapi kalau sudah jadi makan jangan kita buang-buang," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menuturkan, saat ini ada hampir 970 juta orang di 59 negara yang mengalami kekurangan gizi. Hal ini disebabkan fenomena penurunan produksi pangan akibat masalah iklim.

"Hampir 1 miliar saudara kita kekurangan gizi dan kelaparan di dunia Ini diprediksi akan meningkat sampai 2050," ucap Amran.

Amran mengatakan, sejauh ini persiapan demi persiapan terus dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, di antaranya penambahan alokasi pupuk subsidi dari yang tadinya 4,5 juta ton menjadi 9,5 juta ton. Lalu, pembagian benih gratis, penggunaan alsintan serta pemasangan solusi cepat pompanisasi sebagai bagian dari antisipasi kekeringan panjang.

"Oleh sebab itu kita melakukan pompanisasi ini pertama dalam sejarah pompa yang termanfaatkan sebanyak 20.559 unit per hari dan realisasinya sebesar 582.528 hektare. apa tujuannya? tujuannya adalah memompa sungai yang tidak pernah kering untuk dialirkan ke sawah. Hasilnya sudah ada, bahkan bapak presiden sudah mengunjungi 7 daerah pompanisasi dan beliau minta agar segera dipercepat karena hasilnya nyata dari yang tanam 1 kali menjadi 3 kali," tuturnya.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut