Fumio Kaneko, Konglomerat Jepang Berharta Rp15 Triliun yang Kaya dari Sampah
Titik balik usahanya terjadi pada 1995 ketika gempa besar melanda Hanshin Awaji, yang menyebabkan kerusakan besar di Kobe dan Osaka. Perusahaan akhirnya menangani sepertiga dari semua limbah gempa, yang membebani keuangannya tetapi membantu membangun kredensialnya.
Sejak itu, Daiei Kankyo berkembang menjadi perusahaan daur ulang sampah, pembangkit listrik berbahan bakar limbah, remediasi tanah, dan konservasi hutan. Layanan perusahaan meliputi pengumpulan dan pengangkutan sampah, pemilahan, penghancuran, daur ulang, dan pembuangan akhir di 61 fasilitas yang tersebar di lima Prefektur. Per Desember 2022, perusahaan memiliki total kapasitas 31,8 juta meter kubik di semua lokasi pembuangan akhir.
Perusahaan juga mengoperasikan pembangkit listrik limbah biomassa dan biogas dan memasok panas ke sebuah hotel di Kota Iga untuk fasilitas mata air panas alaminya. Ini menghasilkan energi terbarukan melalui pembangkit listrik tenaga surya.
Daiei Kankyo saat ini memiliki lebih dari 30 anak perusahaan dan perusahaan afiliasi dengan tenaga kerja sebanyak 2.520 orang.
Perusahaan mendapat manfaat dari meningkatnya permintaan layanan pengelolaan limbah seiring berkurangnya efek pandemi Covid-19. Pada tahun keuangan yang berakhir Maret 2022, perusahaan membukukan pendapatan sebesar 500 juta dolar AS, naik 5,5 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, dengan laba bersih sebesar 67 juta dolar AS.
Dalam sembilan bulan pertama tahun fiskal yang berakhir pada Desember 2022, Daiei Kankyo membukukan laba bersih sebesar 54 juta dolar AS, dengan pendapatan mencapai 375 juta dolar AS.
Editor: Jujuk Ernawati