Gandeng Perusahaan Inggris dan Swiss, Erick Thohir Optimistis BUMN Mendunia
JAKARTA, iNews.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir semakin optimistis mendorong sejumlah BUMN melebarkan sayapnya ke pentas dunia. Langkah ini setelah beberapa perusahaan raksasa dunia setuju bekerja sama dengan sejumlah perseroan pelat merah Indonesia.
Dalam kunjungan kerja sama bilateral dan bisnis Erick Thohir dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi di Inggris dan Swiss, delegasi pemerintah Indonesia mengungumumkan hasil yang cukup memuaskan. Selama beberapa hari di daratan Eropa, Erick pun menyampaikan sejumlah kesepakatan kerja sama bisnis dengan sejumlah pihak.
Di Inggris, Erick dan Retno berhasil menggaet Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) untuk kerja sama dengan PT Bio Farma (Persero) dalam pengembangan vaksin Covid-19. Salah satu alasan persetujuan kerja sama bisnis ini karena CEPI menempatkan Bio Farma dalam kategori perusahaan farmasi kompeten di dunia dalam pengembangan vaksin Covid-19.
“CEPI siap kerja sama dengan Bio Farma. Tentu hal ini merupakan apresiasi bagi semua peneliti, ahli farmasi, hingga seluruh pihak yang terlibat dalam usaha pengembangan vaksin asli Indonesia,” ujarnya, dikutip pada Jumat (15/10/2020).
Tak hanya bisnis di sektor kesehatan, perwakilan Indonesia dan Inggris sepakat memperkuat kerja sama bisnis di sektor lainnya. Antara lain, health tourism, meningkatkan industri pendidikan khususnya di bidang hospitality, bidang energi terbarukan, serta industri pertahanan.
Erick mengatakan, BUMN yang mendapat fasilitas dan kesempatan untuk mengembangkan kawasan ekonomi khusus di Indonesia, akan memberikan ruang bagi pihak eksternal untuk ambil bagian mendorong pengembangan kawasan ekonomi khusus tersebut.
Sementara di Swiss, perwakilan Indonesia semakin memperkuat kerja sama strategis di sektor ekonomi dan kesehatan. Erick memberikan kabar baik terkait komitmen kerja sama antara perusahaan BUMN dengan perusahaan raksasa global, yakni antara PT KAI dan perusahaan produsen kereta dunia Stadler Rail. Di mana, KAI dan Stadler akan bekerja sama dalam memproduksi rangkaian kereta. Tak hanya di Indonesia tapi juga di kawasan Asia Oseania.
Dalam kesempatan itu, Stadler menyatakan akan membangun kantor pusat regionalnya untuk kawasan Asia dan Oseania di Indonesia. "Ini merupakan kepercayaan dan apresiasi," ujar Erick.
Sementara itu, ada kerja sama strategi lain yang belum difinalisasikan. Di mana, pemerintah Indonesia mengharapkan agar ratifikasi Indonesia EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE CEPA) dari pihak Swiss dapat segera dilakukan.
Pemerintah juga mengharapkan agar negosiasi perjanjian investasi bilateral dapat diselesaikan paling lambat awal tahun 2021.
Bahkan, pemerintah juga mengharapkan ratifikasi Perjanjian Mutual Legal Assistance (MLA) segera diselesaikan Swiss.
Bagi pengusaha Swiss, Indonesia dinilai tetap merupakan negara yang atraktif dan menjadi tujuan bisnis mereka di Asia. Saat ini Swiss menduduki peringkat ke-4 negara investor asing terbesar di Indonesia dari Eropa. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi Swiss di Indonesia secara kumulatif dari tahun 2015-2019 tercatat sebesar 1,42 miliar dolar Amerika Serikat dalam 1097 proyek.
Perdagangan kedua negara juga menunjukkan tren yang positif. Tahun ini hingga Juli 2020, nilai perdagangan kedua negara mencapai 2,1 miliar dolar AS. Angka ini bahkan telah melewati nilai perdagangan tahun 2019 yaitu 900 juta dolar AS.
Editor: Dani M Dahwilani