Harga Minyak Mentah Anjlok dalam Sepekan, WTI Turun 5 Persen
Arab Saudi telah berulang kali membantah menargetkan harga minyak tertentu, dan sumber-sumber di kelompok yang lebih luas. Adapun rencana untuk meningkatkan produksi mulai bulan Desember tidak mewakili perubahan besar dari kebijakan yang ada.
Hal ini diharapkan membuat banyak minyak beredar di pasar global, setelah faksi-faksi yang bersaing yang mengklaim kendali atas bank sentral Libya menandatangani perjanjian untuk mengakhiri perselisihan mereka pada hari Kamis. Perselisihan tersebut telah menyebabkan ekspor minyak mentah turun menjadi 400.000 barel per hari (bpd) bulan ini dari lebih dari 1 juta pada tahun lalu.
Di Amerika Serikat (AS), beberapa operator telah mulai melanjutkan operasi di Teluk Meksiko setelah badai helene menerjang Florida pada Kamis malam. Chevron mengerahkan kembali personel dan memulihkan produksi di anjungan yang dioperasikan perusahaan.
Adapun kerusakan akibat badai, yang dianggap sebagai badai ketujuh terkuat yang menghantam Florida, dapat membebani permintaan bahan bakar di negara bagian tersebut, yang merupakan konsumen bensin terbesar ketiga di AS.
"Dampak badai benar-benar melemahkan permintaan, sebagian besar negara bagian cukup terpukul sehingga permintaan akan terpukul," ucap John Kilduff dari Again Capital
Sementara itu, belanja konsumen AS meningkat pada bulan Agustus sebagai tanda bahwa ekonomi terbesar di dunia tersebut terus melaju pada kuartal ketiga, karena tekanan inflasi yang stabil.
Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga hingga setengah poin persentase minggu lalu. Ini mengawali apa yang diharapkan sebagai pelonggaran kebijakan moneter yang bertahap.
Selain itu, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dapat menimbulkan ancaman terhadap pasokan minyak mentah global.
Editor: Aditya Pratama