Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Selain Beras, Kementan Genjot Produksi Kopi hingga Susu pada 2026
Advertisement . Scroll to see content

Holding BUMN Perkebunan Cari Cara Selamatkan PTPN VIII karena Bisnis Teh Merugi 20 Tahun

Senin, 20 September 2021 - 16:30:00 WIB
Holding BUMN Perkebunan Cari Cara Selamatkan PTPN VIII karena Bisnis Teh Merugi 20 Tahun
Holding BUMN Perkebunan cari cara selamatkan PTPN VIII karena bisnis teh merugi 20 tahun. Foto: PTPN VIII
Advertisement . Scroll to see content

Selain teh dan kopi, Komoditas lain yang juga menurun produktivitasnya adalah perkebunan karet. Karet mengalami penurunan karena adanya pergeseran musim dan penyakit. Terkait hal itu, Ghani menyebut, dalam waktu dekat, terutama perkebunan karet di Sumatera Utara akan dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Sedangkan, pada wilayah Sumatera Selatan akan dikonversikan menjadi perkebunan tebu.

“Ini kami lakukan untuk memperkuat landasan tebu untuk memproduksi gula nasional,” ujarnya.

Dia menuturkan, kinerja komoditas tebu sampai dengan Juni 2021 menorehkan hasil yang baik. Tercatat produktivitas tebu naik 107 persen. 

“Sampai dengan bulan Juni, tebu kami (pencapaiannya) juga sudah di atas tahun lalu. Target kami sampai akhir giling nanti akan menghasilkan 800.000 ton gula,” ucapnya.

Sementara itu, PTPN III berhasil mencatatkan kinerja positif pada semester I 2021. Perseroan membukukan kenaikan penjualan sebesar 37 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp21,3 triliun.

“Kinerja PTPN jauh melampaui tahun 2020. Itu semua berkat dari pelaksanaan transformasi yang didukung oleh Komisi VI sehingga secara finansial sampai dengan bulan Juni 2021 penjualan kami naik 37 persen, laba kotor naik 113 persen, dan laba rugi setelah pajaknya kami naik 236,36 persen,” tuturnya.  

Dia menjelaskan, hal lain yang membantu mendongkrak laba perseroan adalah meningkatnya produktivitas kelapa sawit yang naik hingga 112 persen serta produktivitas tebu yang juga naik 107 persen.

“Itulah yang menjadikan laba terdongkrak luar biasa. Karena di satu sisi efisiensi terjadi. Karena untuk kelapa sawit sendiri sampai dengan bulan Juni itu turun harga pokok produksi 14 persen. Jadi karena adanya volume produktivitas naik maka biaya produk turun. Itu tidak pernah terjadi selama ini,” ungkap Ghani.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut