Holding BUMN Tambang Resmi Terbentuk
JAKARTA, iNews.id - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tiga perusahaan BUMN, yaitu PT Antam Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Timah Tbk (TINS) menyetujui perubahan Anggaran Dasar terkait perubahan status Persero menjadi Non-Persero. Langkah tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 tahun 2017 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham PT lnalum (Persero).
"Kita teruskan akan bisa melakukan banyak sinergi karena memang kesamaannya banyak yang bisa bekerja sama juga banyak," kata Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin saat konferensi pers di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (29/11/2017).
Dengan beralihnya saham pemerintah RI ke Inalum, ketiga perusahaan tersebut resmi menjadi anggota Holding BUMN Industri Pertambangan. Maka secara otomatis, Inalum akan mengonsolidasi ketiga perusahaan sehingga asetnya yang sebelumnya Rp21 triliun naik menjadi Rp88 triliun.
Holding pertambangan sudah mendapat izin dari pemegang saham untuk Persetujuan Pemecahan Nominal Saham (stock split). Berikutnya pihaknya akan meminta persetujuan dan kelengkapan administrasi ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia BEI) terkait stocksplit ini serta pernyataan efektif hal-hal lain yang terkait dengan administrasi.
"Kita masih akan urus, saya pikir perlu beberapa waktu sedikit itu," kata Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin di kesempatan yang sama.
Dalam jangka pendek. holding baru ini akan segera melakukan serangkaian aksi korporasi, di antaranya pembangunan pabrik smelter grade alumina di Mempawah, Kalimantan Barat, dengan kapasitas sampai dengan 2 juta ton per tahun, pabrik feronikel di Bull, Halmahera Timur, berkapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel per tahun, dan pembangunan PLTU di lokasi pabrik hilirisasi bahan tambang sampai dengan 1.000 MW.
Dalam jangka menengah holding BUMN lndustri Pertambangan akan terus melakukan akuisisi maupun eksplorasi wilayah penambangan yang terintegrasi, dan mendorong hilirisasi. Sementara, dalam jangka panjang, holding ini akan masuk sebagai salah satu perusahaan yang tercatat dalam 500 Fortune Global Company.
"Dari sisi starategi kita akan spend sekitar tiga bulanlah untuk membuat strategi jangka menengah. Jangka panjangnya kita secara formal kita bikin nanti kalo kita sudah presentasikan ke pemegang saham ultimatenya," ujar Budi.
Editor: Ranto Rajagukguk