Impor Minyak dan Gas Rusia, Eropa Disebut Alirkan Uang Berdarah
Seruan itu, disampaikan Vitali Klitschko, setelah Rusia melakukan serangan di Kota Bucha dekat Kota Kiev, ibukota Ukraina. Militer Rusia telah menarik diri dari Ukraina utara, kemudian mengalihkan serangan mereka ke selatan dan timur.
Hal itu, ditandai dengan serangan ke Kota Bucha yang disebut telah menjadi kuburan massal, di mana ditemukan mayat terikat yang ditembak dari jarak dekat. Kabar tersebut, telah memicu kemarahan internasional, namun Rusia membantah menargetkan warga sipil dan mengatakan kematian itu dilakukan oleh Barat untuk mendiskreditkan Rusia.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, mengatakan bahwa sementara apa yang terjadi di Kota Bucha tidak dapat dimaafkan, Ukraina tidak punya pilihan selain bernegosiasi dengan Rusia untuk mengakhiri perang, yang sekarang memasuki minggu keenam.
"Kita semua, termasuk saya sendiri, akan menganggap kemungkinan negosiasi sebagai tantangan," kata Zelenskiy dalam wawancara yang disiarkan di televisi nasional.
Meski demikian, Zelenskiy tidak menjelaskan apakah dia dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan berbicara secara langsung. Kantor berita Rusia, Interfax, mengutip seorang wakil menteri luar negeri Rusia yang mengatakan pembicaraan, yang terakhir diadakan pada akhir pekan lalu, terus berlanjut melalui tautan video.
Sebelumnya, Zelenskiy mengatakan sedikitnya 300 warga sipil telah tewas di Bucha dan lebih banyak lagi yang tewas kemungkinan akan ditemukan di daerah lain. Dia mengatakan dia akan berbicara kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa di kemudian hari saat dia membangun dukungan untuk penyelidikan pembunuhan tersebut.
Editor: Jeanny Aipassa