India Akan Luncurkan Mata Uang Digital dan Pajaki Aset Kripto
NEW DELHI, iNews.id - India akan mengadopsi mata uang kripto untuk mengikuti langkah global menuju aset digital setelah bertahun-tahun mempertimbangkannya. Selain akan meluncurkan mata uang digital, India juga akan mengenakan pajak pada aset kripto.
Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman mengatakan, Reserve Bank of India akan meluncurkan mata uang digitalnya pada 1 April tahun ini. India juga berencana mengenakan pajak pendapatan dari transfer aset virtual sebesar 30 persen, yang secara efektif menghilangkan ketidakpastian tentang status hukum dari transaksi tersebut.
Dia mengatakan, peluncuran rupee digital akan mengantarkan manajemen mata uang yang lebih murah dan lebih efisien. Reserve Bank of India telah mengerjakan strategi implementasi bertahap, yang dapat mengurangi ketergantungan negara yang tinggi pada uang tunai.
India yang bergantung pada uang tunai bergabung dengan negara-negara lain, termasuk China dalam mendorong versi digital mata uang mereka dengan berupaya memanfaatkan teknologi baru untuk membuat transaksi lebih efisien. Pada saat yang sama, tarif pajak yang tinggi pada kripto bisa menghindari perdagangan kripto yang telah melonjak di India meskipun ada peringatan dari bank sentral tentang risiko pencucian uang, pendanaan teroris, dan volatilitas harga.
"Memaksakan tarif pajak membuat perdagangan kripto resmi sekarang dan segala kekhawatiran tentang larangan tidak diperhitungkan," kata Darshan Bathija, salah satu pendiri dan kepala eksekutif Vauld, platform pertukaran kripto yang berbasis di Singapura, dikutip dari Bloomberg, Selasa (1/2/2022).
Namun, tarif pajak yang relatif tinggi dapat mendorong trader untuk pindah ke platform di negara lain. Hal ini, kata dia, akan mengurangi pendapatan bagi pemerintah India.
Sejauh ini. India tidak memiliki undang-undang yang mengatur perdagangan koin virtual, meskipun telah mengusulkan larangan pada awal tahun lalu. Namun, itu tidak menghentikan jutaan orang India untuk berinvestasi di aset digital.
Menurut laporan perusahaan riset Chainalysis pada Oktober 2021, pasar aset kripto di India melonjak 641 persen sepanjang semester I 2021.
"Terjadi peningkatan yang fenomenal dalam transaksi aset digital virtual. Besarnya dan frekuensi transaksi ini penting untuk menyediakan rezim pajak tertentu," ujar Sitharaman.
Sementara itu, China telah memulai uji coba mata uang digital bank sentralnya di beberapa kota. Bahkan berencana meluncurkan yuan digitalnya untuk digunakan oleh para atlet dan penonton di Olimpiade Musim Dingin Beijing mulai pekan ini. Federal Reserve AS dan Bank of England juga mencari kemungkinan untuk ekonomi mereka.
Editor: Jujuk Ernawati