Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Faktor-Faktor yang Memengaruhi Usia Baterai Mobil Listrik, Ini Hal Harus Dihindari 
Advertisement . Scroll to see content

Indonesia Berpeluang Jadi Sentra Produksi Baterai Kendaraan Listrik Dunia

Jumat, 29 Juli 2022 - 10:42:00 WIB
Indonesia Berpeluang Jadi Sentra Produksi Baterai Kendaraan Listrik Dunia
Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury. (Foto: iNews.id/Isna Rifka Sri Rahayu)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Indonesia berpeluang menjadi sentra produksi baterai kendaraan listrik dunia. Pasalnya, Indonesia memiliki cadangan nikel sebesar 20 persen dari total cadangan nikel dunia. 

Pernyataan itu, disampaikan Wakil Menteri Badan Usaham Milik Negara (BUMN) I, Pahala Mansury, dalam Mining Forum MIND ID, Kamis (28/7/2022). 

Menurut dia, pemerintah telah berkali-kali menekankan perhatiannya ke pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Salah satunya, dengan membentuk konsorsium dalam pembangunan Indonesia Battery Company (IBC). 

"Ini mimpi Indonesia untuk bisa menjadi pusat suplai baterai kendaraan listrik dunia. Hal ini didorong keyakinan adanya cadangan nikel yang besar di Tanah Air," ujar Pahala. 

Dia menjelaskan, dengan cadangan nikel sekitar 20 persen dari total cadangan global, Indonesia punya peluang menjadi sentra produksi baterai kendaraan listrik. Kemudian, bisa menjadi pusat pengembangan kendaraan listrik ke depannya. 

"Indonesia memang punya aspirasi dari arahan presiden, dimana kita bisa jadi sentral global supply chain, karena kita memiliki lebih dari 20 persen cadangan nikel seluruh dunia, untuk komoditas utama dalam membangun baterai (kendaraan listrik)," kata Pahala. 

Dia menuturkan, Indonesia telah menggandeng perusahaan besar asal China dan Korea Selatan. Yakni, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) dan LG. 

Keduanya merupakan produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia. Jika CATL dan LG membangun pabrik di Indonesi, kemungkinan Indonesia menjadi produsen baterai terbesar di dunia diyakini akan semakin terbuka. 

"Kita lakukan aliansi secara end-to-end dimana kita harap dua partner saat ini, satu dari China dan Korea Selatan keduanya merupakan produsen baterai terbesar saat ini, kita akan lakukan hulu kehilir, dari penambangan, ke battery cell, dan battery pack," ujar Pahala. 

Dengan visi tersebut, lanjutnya, 70 persen cadangan nikel Indonesia diharapkan bisa diproduksi menjadi precusor nikel dan kemudian menjadi katoda nikel. Keduanya merupakan bahan untuk membuat baterai kendaraan listrik.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut