Indonesia Larang Ekspor Batu Bara, Bagaimana Nasib China sebagai Konsumen Utama
BEIJING, iNews.id - Pemerintah Indonesia melarang ekspor batu bara selama Januari 2022 untuk menjaga stabilitas stok batu bara yang sempat kritis dan demi mengamankan listrik nasional. Larangan ekspor ini memberi dampak bagi konsumen utama batu bara di dunia, salah satunya China.
Lantas, bagaimana nasib China, apakah akan mengalami pemadaman total karena tidak mendapat suplai batu bara dari Indonesia?
"Meskipun ada larangan ekspor dari Indonesia di Januari, dampaknya secara keseluruhan terhadap pembangkit listrik nasional (China) masih terkendali," kata juru bicara Fengkuang Coal Logistics, dikutip dari Bloomberg, Selasa (4/1/2022).
China tercatat sebagai konsumen dan importir batu bara terbesar di dunia, sementara Indonesia adalah eksportir terbesar batu bara. Menurut data Bea Cukai China, setelah China menghentikan impor batu bara dari Australia, impor batu bara China dari Indonesia mencapai 60 persen sejak akhir November 2021.
China juga penambang bahan bakar terbesar di dunia dan impor menyumbang kurang dari 10 persen konsumsinya. Dengan kurangnya pasokan batu bara, pasokan listriknya akan terbatas dan melonjaknya harga. Karena itu, pemerintah China mendorong penambang domestik untuk segera meningkatkan produksinya.
Menurut analis Morgan Stanley Sara Chan, larangan ekspor akan mengurangi pasokan impor batu bara China secara substansial, namun dampaknya terbatas dalam jangka pendek.
"Meskipun suplai batu bara ke China akan berkurang gara-gara larangan ini, dampaknya terbatas dalam waktu dekat karena kelebihan pasokan domestik," ujarnya.
Pengaturan waktu juga bisa membantu China. Jika larangan tersebut hanya berdampak pada kargo yang belum dimuat, China akan terus menerima impor hingga paruh pertama Januari. Permintaan batu bara negara itu cenderung turun menjelang Tahun Baru Imlek, yang tahun ini jatuh pada 1 Februari karena pabrik tutup.
Editor: Jujuk Ernawati