Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Alfamart Gerak Cepat: Salurkan 60 Truk Bantuan Senilai Rp2 Miliar untuk Sumatra
Advertisement . Scroll to see content

Ini Alasan Indomaret dan Alfamart Selalu Berdekatan, Bukan Asal-asalan!

Rabu, 22 Juni 2022 - 17:34:00 WIB
Ini Alasan Indomaret dan Alfamart Selalu Berdekatan, Bukan Asal-asalan!
Apa alasan Indomaret dan Alfamart selalu berdekatan (ilustrasi: iNews.id/Komaruddin Bagja A)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Apa alasan Indomaret dan Alfamart selalu berdekatan? Pertanyaan tersebut tentu pernah terbesit dalam pikiran Anda, mengingat keduanya merupakan bisnis ritel terbesar di Indonesia dengan lokasi jaringan yang selalu berdekatan.

Tak jauh dari lokasi Anda menemukan Indomaret, Alfamart pasti akan Anda jumpai dan begitupun sebaliknya. 

Sebagian besar akan menganggap hal tersebut justru dapat merugikan salah satu bisnis ritel.  Pasalnya, konsumen yang sudah berbelanja di Indomaret diyakini tidak akan pergi ke Alfamart dan sebaliknya. 

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa Indomaret dan Alfamart sama-sama menjual produk yang sama. Harga barang di kedua bisnis ritel tersebut bahkan terbilang hampir mirip.

Sehingga jika keduanya berada di lokasi yang berdekatan, persaingan antara  Indomaret dan Alfamart dianggap akan semakin tinggi.

Lalu, benarkan anggapan tersebut? Simak ulasan iNews.id berikut ini.

Alasan Indomaret dan Alfamart selalu berdekatan

Indomaret dan Alfamart merupakan bisnis ritel di Indonesia yang didirikan di waktu yang berdekatan, yakni pada tahun 1988 dan 1989. Kedua bisnis ritel ini memang sengaja memilih lokasi yang berdekatan untuk gerainya sebagai salah satu strategi marketing.

Dengan lokasi yang berdekatan, maka kedua bisnis ritel tersebut akan memperoleh demand pasar yang lebih besar.

Hal ini didasarkan pada Teori Hotelling dimana dua industri yang bersaing, baik dari segi lokasi maupun harga produknya dapat memaksimalkan laba pasar.  Kedua industri atau bisnis pun dapat menghasilkan persentase keuntungan 50:50.

“Jadi, persaingan itu justru membentuk dan meningkatkan permintaan, menguatkan pasar. Kalau dia main sendiri, pasarnya itu gak besar-besar. Market akan besar jika dinamis, bagusnya persaingan itu membawa konsumen untuk beli, kalau monopoli justru mematikan demand," ungkap Yuswohady, Pakar Marketing dan Managing Partner Inventure, dikutip dari Okezone.com (11/6/2022).

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut