Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mentan Bongkar Penyelundupan 72 Ton Bawang Bombai Impor Ilegal: Harus Ditindak Tegas!
Advertisement . Scroll to see content

Ini Arahan Jokowi supaya Indonesia Lepas dari Ketergantungan Kedelai Impor

Senin, 19 September 2022 - 15:48:00 WIB
Ini Arahan Jokowi supaya Indonesia Lepas dari Ketergantungan Kedelai Impor
Ini arahan Presiden Jokowi supaya Indonesia lepas dari ketergantungan kedelai impor. Foto: Sekretaris Presiden
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo alias Jokowi mendorong jajarannya untuk meningkatkan produksi kedelai nasional. Dengan demikian, kebutuhan kedelai dalam negeri tidak 100 persen bergantung pada impor.

"Bapak Presiden ingin agar kedelai itu tidak 100 persen tergantung impor karena dari hampir seluruh kebutuhan yang 2,4 (juta ton), itu produksi nasionalnya kan turun terus," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (19/9/2022).

Airlangga membeberkan, Presiden Jokowi pun memberikan sejumlah arahan, antara lain jajarannya menentukan harga kedelai agar petani tidak dirugikan. Jokowi meminta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membeli kedelai dari petani dengan harga yang telah ditentukan.

"Jadi untuk itu, untuk mencapai harga itu nanti ada penugasan dari BUMN agar petani bisa memproduksi. Itu di harga Rp10.000 (per kilogram)," ujar Airlangga.

Masalah harga yang kurang menarik bagi petani juga menjadi salah satu penyebab mereka enggan menanam kedelai dalam beberapa waktu terakhir. Menurut Airlangga, petani tidak bisa menanam kedelai jika harganya di bawah Rp10.000 per kg karena akan kalah dengan harga kedelai impor dari Amerika Serikat yang hanya Rp7.700 atau lebih murah lagi.

"Kalau petani disuruh milih tanam jagung atau kedelai, ya mereka larinya ke jagung semua. Sekarang kita ingin semua ada mix, tidak hanya jagung saja tetapi kedelainya juga bisa naik," ucapnya.

Arahan kedua, Jokowi mendorong petani menggunakan bibit unggul yang telah direkayasa secara genetik atau genetically modified organism (GMO). Bibit tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi kedelai per hektarenya.

"Dengan menggunakan GMO itu produksi per hektarenya itu bisa naik dari yang sekarang sekitar 1,6-2 ton per hektare, itu bisa menjadi 3,5-4 ton per hektare," kata Airlangga.

Di sisi lain, pemerintah juga menyiapkan anggaran untuk perluasan lahan tanam kedelai dari yang sekarang sekitar 150.000 hektare (ha) menjadi 300.000 ha, dan menjadi 600.000 hektare pada tahun depan. Pemerintah berupaya mengejar target 1 juta ha produksi dalam beberapa tahun ke depan.

"Itu anggarannya sudah disiapkan sekitar Rp400 miliar dan tahun depan juga akan ditingkatkan dari 300 (ribu) menjadi 600.000 hektare, eksisting sekitar 150.000 hektare. Dengan demikian, target produksi 1 juta hektare dikejar untuk 2-3 tahun ke depan," tuturnya.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut