Investor Pasar Modal Didominasi Generasi Muda, 60 Persen di Bawah 30 Tahun
JAKARTA, iNews.id - Investor Pasar Modal semakin didominasi generasi muda. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), sekitar 60 persen investor pasar modal berusia di bawah 30 tahun.
Chief Operating Officer BMoney, Dhinda Arisyiya mengatakan, data dari KSEI menunjukan jumlah investor pasar modal di Indonesia menembus 10,48 juta orang pada Januari 2023. Angka ini konsisten mengalami penguatan secara bulanan sejak Januari 2022.
Sementara dari sisi demografi berdasarkan usia, investor generasi muda semakin mendominasi di pasar modal. Adapun investor dengan usia kurang dari 30 tahun terus meningkat dengan proporsi yang mencapai 60 persen, sedangkan untuk rentang usia 31-40 tahun proporsinya mencapai 25 persen.
“Angka itu mengalami peningkatan hingga 5 kali lipat bila dibandingkan dengan data 2018 yang mencatat terdapat 1,62 juta investor. Ini dilihat dari jumlah Single Investor Identification (SID),” ujar Chief Operating Officer BMoney, Dhinda Arisyiya dalam program Create Up Market Buzz IDX Channel, Selasa (13/6/2023).
Menurut dia, angka itu menunjukan investasi yang semakin inklusif dan tidak terbatas pada golongan tertentu. Generasi muda pun semakin sadar dengan pentingnya investasi.
Peningkatan ini, Dhinda melanjutkan, tidak lepas dari perkembangan teknologi yang meningkatkan keterjangkauan investasi bagi generasi muda serta peran dari pelaku industri seperti Bursa Efek Indonesia yang terus memberikan edukasi kepada masyarakat umum.
Selain itu, masyarakat saat ini disuguhkan dengan ragam produk investasi yang memungkinkan investor untuk memilih produk investasi sesuai dengan profil risiko.
“Sekarang terdapat beragam produk investasi, misalnya dari sisi perbankan terdapat tabungan dan deposito, sementara dari investasi pasar modal terdapat saham dan obligasi,” kata Dhinda.
Tren ini diprediksi akan terus meningkat, namun masih terdapat kendala yang harus dihadapi untuk meningkatkan inklusivitas. Pasalnya, masih terdapat stigma di masyarakat bahwa investasi membutuhkan modal besar dan hanya bisa diakses oleh kalangan tertentu.
“Masih banyak anggapan bahwa investasi sulit dipelajari dan informasi tidak mudah didapatkan. Kekhawatiran masyarakat terhadap keamanan sistem dan layanan juga menjadi kendala. Maka pelaku industri harus mampu menghadirkan solusi investasi,” tutur Dhinda.
Editor: Jeanny Aipassa