Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 240 Investor Minati Proyek Sampah Jadi Energi, Tender Dimulai Pekan Depan  
Advertisement . Scroll to see content

Isu Mark Up Impor Beras, Tan Long Group Tegaskan Tak Terlibat Tender Bulog

Sabtu, 13 Juli 2024 - 15:47:00 WIB
Isu Mark Up Impor Beras, Tan Long Group Tegaskan Tak Terlibat Tender Bulog
Perusahaan asal Vietnam, Tan Long Group (TLG) menegaskan tidak terlibat sedikitpun terkait impor beras yang dilakukan Perum Bulog. (Foto: Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Perusahaan asal Vietnam, Tan Long Group (TLG) menegaskan tidak terlibat sedikitpun terkait impor beras yang dilakukan Perum Bulog. Adapun hal ini sekaligus  menjawab keterlibatan perusahaan terkait isu dugaan mark up impor beras BUMN Pangan tersebut dan Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Ketua Tan Long Group, Truong Sy Ba menjelaskan, sejak 2023 sampai saat ini perusahaannya tidak memenangkan tender apapun dengan Perum Bulog.

"Sepanjang sejarah pembukaan penawaran beras Bulog, dan sejak tahun 2023 hingga sekarang kami hanya menang satu batch beras sebanyak 30.000 ton dikirimkan melalui Posco (Korea), dan tidak secara langsung memenangkan kiriman Bulog," ujar Truong dikutip dari laporan berita online Vietnam, CAFEF, Sabtu (13/7/2024). 

Truong menegaskan, Tan Long Group tidak memenangkan pengiriman satu pun dari Bulog sebagai lembaga yang ditugaskan untuk membeli kontrak beras internasional dari Pemerintah Indonesia.

Truong menyebut, jika mengacu pada paket tender bulan Mei, perusahaan Loc Troi dan anak usahanya menawarkan harga beras yang lebih rendah dari TLG. Justru TLG menawarkan harga 15 dolar AS per ton lebih tinggi, sehingga tidak memenangkan tender itu.

Adapun penawaran TLG disampaikan langsung kepada Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman yang saat itu tengah berkunjung ke Vietnam pada 19 Mei 2024. Namun, melihat penawaran harga TLG lebih tinggi, maka Pemerintah Indonesia tidak mengambilnya. 

"Saat itu kami ada menawarkan 100.000 ton beras, dengan harga 538 dolar AS per ton, harga FOB. Namun jika dibandingkan dengan harga Loc Troi, mereka menemukan bahwa tawaran TLG lebih tinggi, sehingga kami tidak menang," ucapnya.

Truong menyebut, penawaran beras 538 dolar AS per ton tidak dilakukan secara resmi kepada Pemerintah Indonesia. Namun, hanya pada saat Menteri Pertanian berkunjung ke Vietnam.

"Dalam pembicaraan ini, menteri bertanya kepada kami saat itu berapa harga beras yang diekspor ke Indonesia dengan metode FOB (harga di gerbang perbatasan negara  penjual), dan kemudian Kami menghitung harganya menjadi 538 dolar AS per ton," tuturnya.

Secara terpisah, Perum Bulog khawatir isu mark up beras bisa berdampak pada kelancaran pembelian beras Indonesia dari Vietnam hingga akhir tahun mendatang. Selain itu, isu ini dinilai dapat mempengaruhi hubungan bilateral perdagangan kedua negara.

Direktur Transformasi dan Hubungan Antar Lembaga Bulog, Sonya Mamoriska menuturkan, pihaknya mendapatkan penugasan untuk mengimpor beras sebesar 3,6 juta ton sepanjang tahun ini.

Pada periode Januari-Mei 2024, jumlah impor sudah mencapai 2,2 juta ton. Impor dilakukan Bulog secara berkala dengan melihat neraca perberasan nasional dan mengutamakan penyerapan beras dan gabah dalam negeri.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut