Jeratan Utang Evergrande Akankah Berakhir Seperti Lehman Brothers?
JAKARTA, iNews - Krisis keuangan salah satu grup properti terbesar di China, Evergrande, menjadi sorotan dunia belakangan ini. Pasalnya, jeratan utang Evergrande telah menembus total 300 miliar dolar AS atau setara Rp4.270 triliun.
Perusahaan telah memberi peringatan kepada investor atas risiko gagal bayar. Meskipun kemungkinan masuknya pendapatan baru masih terbuka lebar, hal ini memiliki risiko, mengingat dana perusahaan yang terbatas, sementara beberapa utang akan jatuh tempo di akhir pekan ini.
Sejumlah analis mengkhawatirkan apa yang dialami Evergrande saat ini dapat mengulangi krisis keuangan serupa yang terjadi pada 2008, yang menyebabkan Lehman Brothers Holding Inc (Lehman Brothers) bangkrut.
Lehman Brothers adalah sebuah firma jasa keuangan raksasa di AS. Sebelum mengumumkan kepailitan pada 2008, Lehman adalah bank investasi terbesar keempat di AS, setelah Goldman Sachs, Morgan Stanley, dan Merrill Lynch.
Sebagai firma jasa keuangan, Lehman Brothers bergerak di bidang bank investasi, penjualan dan perdagangan saham dan obligasi (khususnya sekuritas keuangan AS), penelitian pasar, manajemen investasi, saham swasta, dan perbankan swasta.