Jokowi soal Kenaikan Harga BBM Subsidi: Masih Proses Dihitung
JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pemerintah hingga saat ini masih menghitung dengan hati-hati harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, khususnya jenis Solar dan Pertalite.
"BBM semuanya masih pada proses dihitung, dikalkulasi dengan hati-hati," kata dia usai peluncuran teknologi 5G Smart Mining di wilayah Tambang Grasberg, Mimika, Papua, dikutip dari Antara, Kamis (1/9/2022).
Anggaran subsidi BBM dan LPG tahun ini mencapai Rp149,4 triliun, sedangkan subsidi listrik sebesar Rp59,6 triliun. Sementara kompensasi BBM mencapai Rp252,5 triliun dan kompensasi listrik senilai Rp41 triliun. Jika ditotal, anggaran subsidi dan kompensasi 2022 sebesar Rp502,4 triliun.
Jika konsumsi BBM terus meningkat, jumlah subsidi tersebut berpotensi bengkak hingga Rp698 triliun atau naik Rp195,6 triliun. Itu karena harga jual eceran (HJE) BBM bersubsidi jauh lebih rendah dibandingkan harga jual keekonomian.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati sebelumnya megungkapkan, HJE solar yang ditetapkan oleh Pertamina dengan seizin pemerintah sebesar Rp5.150 per liter, sedangkan harga keekonomiannya mencapai Rp13.950 per liter. Sedangkan HJE pertalite yang ditetapkan Rp7.650, harga keekonomiannya Rp14.450 per liter. Dengan demikian, pemerintah memberikan subsidi Rp6.800 untuk setiap liter bahan bakar ini.
Di sisi lain, kuota BBM bersubsidi jenis solar dan pertalite yang ditargetkan dalam APBN tahun ini akan habis pada Oktober. Realisasi konsumsi solar pada Januari hingga Juli tahun ini sudah mencapai 9,88 juta kiloliter (KL) atau 65 persen dari kuota.
Sri Mulyani memproyeksi konsumsi solar akan mencapai 17,44 juta KL atau 115 persen dari kuota hingga akhir tahun. Kuota penyaluran solar bersubsidi dalam target APBN tahun ini sebesar 15,10 juta KL.
Adapun realisasi konsumsi pertalite pada Januari hingga Juli tahun ini sudah mencapai 16,84 juta KL atau 73 persen dari kuota. Dia memproyeksi konsumsi pertalite akan mencapai 29,07 juta KL atau 126 persen dari kuota pada akhir tahun. Kuota penyaluran pertalite bersubsidi dalam target APBN tahun ini sebesar 23,05 juta KL.
Editor: Jujuk Ernawati