Jual Madu, Pemuda Ini Raih Omzet Puluhan Juta Rupiah Sebulan
"Sekitar tahun 2020 saya memutuskan untuk fokus ke pemasaran madu saja. Kalau yang kami pasarkan ini masih murni dan tidak dicampur dengan bahan lain," kata lulusan D3 Pemasaran Universitas Diponegoro itu.
Untuk menyuplai kebutuhan madunya, dia bermitra dengan beberapa peternak lebah di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Total hingga kini, dia sudah memiliki tujuh mitra peternak lebah di dua provinsi itu.
Kini dengan tujuh mitranya, bisnisnya kian berkembang. Pada awalnya hanya satu varian saja, tetapi kini telah memiliki 30 jenis varian madu yang dipasarkan mulai dari madu murni, biasa atau kaliandra, multiflora, madu randu, kelengkeng, klanceng, rambutan dan ada satu varian baru, yakni madu bawang lanang untuk pengobatan.
Madu-madu tersebut dukemas berbeda dengan menggunakan botol kecil dan jerigen kecil ukuran 125 mililiter (ml) hingga 1 kilogram (kg) agar lebih menarik.
"Kami berusaha melakukan pengemasan yang semenarik mungkin menggunakan wadah botol hingga jerigen kecil. Kemudian setelah itu, bagian luarnya kami lapisi dengan plastic wrap agar lebih higienis. Sebulan kebutuhan madu kami mencapai 3 ton. Kebutuhan sebanyak itu dipenuhi dari mitra peternak," tuturnya.
Produk itu, dia pasarkan melalui marketplace dan dijual secara online. Hasilnya, dari di salah satu marketplace saja bisa mencapai 200 botol pesanan setiap harinya. Pasar terbesar dari Sarang Maduku sejauh ini masih banyak di Pulau Jawa. Meski Doni juga menyebut, ada juga beberapa kali pesanan ke luar Pulau Jawa.
"Harga paling murah mulai Rp18.000 untuk ukuran paling kecil hingga Rp240.000 untuk yang 1 kilogram. Omzet kami juga meningkat pesat sejak bergabung ke marketplace seperti Shopee. Pada saat awal memulai omzet bulanan kisaran Rp9 juta, kemudian naik hingga 500 persen," katanya.
Editor: Jujuk Ernawati