Jurus Menperin Hadapi Laju Perlambatan di Sektor Manufaktur
“Dua indeks tersebut bisa menjadi alert indicator bagi kita untuk menganalisis kinerja makro industri. Dengan demikian, kita dapat merumuskan upaya-upaya untuk menjaga kinerja sektor manufaktur, dan menaruh perhatian lebih terhadap subsektor yang mengalami tren melemah atau kontraksi,” tutur Agus.
Dia mengungkapkan, beberapa faktor yang mempengaruhi ekspansi manufaktur di Indonesia dan negara lainnya di antaranya berasal dari eksternal, seperti resesi global sejak awal 2022, yang diikuti dengan peningkatan inflasi tertinggi terjadi pada kuartal III dan IV 2022.
Selain itu, kebijakan yang diambil Federal Reserve (The Fed) sebagai upaya penyelamatan perekonomian Amerika Serikat (AS), serta perang Rusia–Ukraina menyebabkan terganggunya rantai pasok. Ada juga tantangan dari sisi domestik, misalnya daya beli.
Agus menambahkan, isu utama yang dihadapi sektor industri, mulai dari akses bahan baku/penolong, kemampuan sumber daya manusia (SDM), tantangan produk impor, pengolahan limbah B3, logistik, hingga data industri. Tantangan lain juga dirasakan dalam era perkembangan teknologi dan dunia internasional.
Di masa ini, kata dia, sektor industri juga harus siap beradaptasi pada paradigma baru yang dapat mengakselerasi kinerja industri, seperti pelaksanaan hilirisasi industri, renewable energy, digitalisasi dalam Making Indonesia 4.0, serta peningkatan SDM Industri nasional.
Menperin menjelaskan, Rencana Induk Pengembangan Industri (RIPIN) 2015-2035 tengah direvisi untuk mendukung target Indonesia menjadi negara industri tangguh yang bercirikan struktur industri nasional yang kuat, berdaya saing global, berbasis inovasi dan teknologi. Untuk mewujudkannya, ada target-target yang harus dicapai, baik dalam jangka menengah maupun panjang, meliputi pertumbuhan sektor industri pengolahan nonmigas sebesar 6,4 persen pada 2025, kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB sebesar 19,2 persen pada 2025, dan kontribusi ekspor produk industri pengolahan nonmigas terhadap total ekspor sebesar 78 persen pada 2025.
“Dengan kondisi ini, diharapkan kontribusi sektor industri terhadap PDB dapat semakin meningkat,” kata Agus.
Editor: Jujuk Ernawati