Kaleidoskop 2021: Heboh Erick Thohir Tegur Pertamina, Toilet SPBU dari Berbayar Jadi Gratis
Tanggapan Masyarakat
Pengenaan tarif untuk toilet SPBU direspon oleh banyak kalangan masyarakat hingga pengamat Ekonomi. Salah satu pengguna toilet, Nimo mengaku sempat kaget ketika penjaga toilet tidak ada di SPBU Jalan Raya Pondok Gede.
"Kaget juga ya, biasanya sih ada, soalnya saya sering juga mampir kesini, biasanya ada, (tarifnya) rata-rata Rp2.000," ujar Nimo
Selain itu pengunjung lain bernama Eri juga mengaku cukup sering melihat toilet SPBU dipasangi tarif sebesar Rp2.000. Namun menurutnya meskipun terpampang tulisan toilet gratis di SPBU, namun para penjaga pun masih menyediakan sebuah kotak untuk menampung uang dari penggunaan toilet. "Kalaupun tidak ada orangnya, tapi tetap ada kotaknya, jadi seolah-olah ada semacam kewajiban (untuk membayar)," tambah Eri.
Meski demikian Eri mengaku tidak masalah jika toilet di SPBU dikenakan tarif, asalkan sepadan dengan kualitasnya toilet yang diberikan pengungjung. "Ya tidak apa-apa, kecuali kita sudah bayar tapi toiletnya kotor dan tidak terawat, itu menjadi masalah," tambah Eri.
Sementara itu, Ekonom Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan, keuntungan dari hasil jualan bahan bakar pertamina seharusnya juga dialokasikan dan cukup untuk merawat fasilitas penunjang seperti toilet.
Hal ini menurutnya juga harus dipikirkan oleh Pertamina bagaimana jangka panjangnya. Karena jika tidak ada lagi penjaga toilet di SPBU maka akan berkurang petugas kebersihan yang spesifik untuk merawat toilet. "Kalo saya sebenarnya lebih memilih toiletnya bersih dan nyaman tapi bayar ketimbang gratis namun tidak bersih dan nyaman," ucap Huda.
Terlepas dari hal tersebut, Menurutnya yang terpenting untuk toilet umum di SPBU adalah kenyamanan dan kebersihan toilet itu sendiri, baik bayar ataupun gratis. "Makanya kalo bisa gratis dengan kondisi toilet bersih dan nyaman justru sangat bagus, tapi yang penting bersih dan nyaman itu sih," ucap Huda.