Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Masa Depan Cerah Perusahaan Produk Konsumen Indonesia
Advertisement . Scroll to see content

Kampanye Prabowo dan Konektivitas Budaya dalam Landscape Marketing di Indonesia

Selasa, 05 Maret 2024 - 19:20:00 WIB
Kampanye Prabowo dan Konektivitas Budaya dalam Landscape Marketing di Indonesia
Kampanye Prabowo dan Konektivitas Budaya dalam Landscape Marketing di Indonesia. (Foto: Ilustrasi/ist)
Advertisement . Scroll to see content

Misalnya, merek barang konsumen mungkin menggunakan teknik bercerita yang membangkitkan emosi dan resonansi sekaligus memastikan pesan mereka tetap jelas dan mudah diakses. Dengan memenuhi beragam preferensi konsumen Indonesia, dunia usaha dapat secara efektif melibatkan audiens target mereka dan mendorong loyalitas merek.

Intinya, keberhasilan dalam lanskap barang konsumsi yang kompetitif di Indonesia memerlukan lebih dari sekedar produk yang luar biasa: Hal ini memerlukan pemahaman yang berbeda mengenai budaya dan pendekatan yang disesuaikan dengan keterlibatan konsumen.

Dengan merangkul keragaman budaya Indonesia yang kaya dan menyesuaikan strategi mereka, dunia usaha dapat menjalin hubungan jangka panjang dengan konsumen dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan.

Perspektif Pemasaran Emic vs Etic

Terkait pemasaran di Indonesia, dunia usaha harus memahami dan mengapresiasi pendekatan emic (perspektif budaya internal) dan etic (perspektif budaya eksternal).

Pemasaran emic melibatkan pemahaman nilai, norma, dan kepercayaan suatu budaya dari dalam budaya itu sendiri, sedangkan pemasaran etic mengacu pada analisis budaya dari sudut pandang orang luar.

Misalnya, pendekatan pemasaran yang emic di Indonesia mungkin melibatkan pendalaman budaya lokal, memahami nuansa gotong royong, dan menyusun pesan-pesan pemasaran yang sesuai dengan nilai-nilai komunal.

Di sisi lain, pendekatan etic mungkin melibatkan pelaksanaan riset pasar untuk mengidentifikasi tren budaya secara menyeluruh dan kemudian menyesuaikan strategi pemasaran.

Dengan merangkul perspektif emic dan etic, dunia usaha dapat mengembangkan strategi pemasaran yang sensitif secara budaya dan efektif dalam menarik konsumen Indonesia.

Oleh:

DR. Rudolf Tjandra
CEO/Presiden Direktur PT Sasa Inti

Editor: Rizqa Leony Putri

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut