Kekayaan Bos Induk Shopee dan Garena Anjlok Rp24 Triliun dalam Semalam, Ini Penyebabnya
SINGAPURA, iNews.id - Kekayaan dua miliarder pendiri induk Shopee dan Garena, Sea Ltd anjlok 1,6 miliar dolar AS atau setara Rp24,51 triliun dalam semalam. Hal ini terjadi setelah raksasa teknologi yang berbasis di Singapura ini melaporkan pendapatan kuartal kedua yang mengecewakan dan menyusun rencana untuk meningkatkan investasi e-commerce yang bisa membuat perusahaan kembali merugi.
Mengutip Forbes, saham Sea mengalami penurunan harian terbesar pada hari Selasa sejak perusahaan go public di 2017. Saham Sea menurun hampir 29 persen di New York Stock Exchange.
Anjloknya harga saham Sea membuat kekayaan bersih ketua sekaligus CEO Sea, Forrest Li ambles sekitar 1 miliar dolar AS atau setara Rp15,32 triliun, menurut data Real-Time Billionaires Forbes. Sementara, Chief Operating Officer Sea, Gang Ye kehilangan hartanya sekitar 565 juta dolar AS atau setara Rp8,6 triliun imbas penurunan harga saham.
Kekayaan Forrest Li kini mencapai 2,4 miliar dolar AS atau setara Rp36,77 triliun, dan kekayaan Gang Ye tercatat 1,8 miliar dolar AS atau setara Rp27,57 triliun.
Adapun, Sea melaporkan pendapatan pada kuartal II 2023 meningkatkan 5,2 persen dari tahun ke tahun menjadi 3,1 miliar dolar AS, jauh dari perkiraan analis sekitar 3,2 miliar dolar AS. Bisnis e-commerce Shopee, yang menyumbang sekitar dua pertiga dari top-line perusahaan, membukukan tingkat pertumbuhan paling lambat sebesar 20,6 persen menjadi 2,1 miliar dolar AS.
Pendapatan di unit game yang menghasilkan laba, yang membantu mendanai ekspansi Sea dalam e-commerce dan layanan keuangan digital, anjlok 41,2 persen menjadi 529 juta dolar AS. Sementara, penjualan dari layanan keuangan digital naik 53,4 persen menjadi 423 juta dolar AS.
CEO Sea, Forrest Li menuturkan, perusahaan mencatatkan laba bersih 331 juta dolar AS pada kuartal II 2023, lebih baik dari capaian periode yang sama tahun lalu dengan kerugian 931 juta dolar AS. Meski begitu, pihaknya mengisyaratkan adanya kerugian lanjutan yang akan dialami perusahaan.
“Kami telah memulai, dan akan terus meningkatkan investasi kami dalam menumbuhkan bisnis e-commerce di seluruh pasar kami. Investasi semacam itu akan berdampak pada keuntungan kami dan dapat mengakibatkan kerugian bagi Shopee dan grup kami secara keseluruhan dalam periode tertentu," ucap Li.