Kekayaan Bos Induk Shopee dan Garena Anjlok Rp24 Triliun dalam Semalam, Ini Penyebabnya
Pernyataan Li muncul saat Shopee menghadapi persaingan yang semakin ketat dari para pesaingnya seperti Lazada milik Alibaba dan TikTok milik ByteDance. Hal ini menandai pergeseran fokus perusahaan dari peningkatan profitabilitas. Sea melaporkan keuntungan pertamanya pada kuartal keempat tahun 2022, menyusul langkah-langkah pemotongan biaya yang melibatkan ribuan PHK karyawan dan pembekuan gaji.
Analis Citigroup, Alicia Yap menyebut, toleransi manajemen untuk kembali merugi menunjukkan bahwa kurangnya visibilitas pada efektivitas investasi Sea, dan kemungkinan pertempuran brutal baru saja dimulai.
“Meskipun kami setuju bahwa ini adalah pendekatan yang tepat untuk mempertahankan pangsa pasar di tengah persaingan yang semakin ketat, tidak ada arah yang jelas dari pertumbuhan GMV (nilai barang dagangan bruto)," tulis Alicia dalam sebuah catatan.
Didirikan pada tahun 2009, Sea pernah menjadi saham dengan performa terbaik di dunia selama puncak pandemi. Raksasa e-commerce dan game ini telah berjuang untuk melanjutkan momentum karena ledakan pandemi memudar dan investor menjadi berhati-hati di tengah lonjakan suku bunga.
Kapitalisasi pasar Sea telah turun hampir 89 persen dari puncaknya pada Oktober 2021. Penurunan tersebut telah mendorong David Chen, salah satu dari tiga pendiri Sea, turun dari daftar miliarder dunia.
Editor: Aditya Pratama