Kembangkan Vaksin Korona, CureVac Jadi Rebutan Jerman dan AS
Duta Besar AS untuk Jerman Richard Grenell menyebut, informasi yang beredar keliru. CureVac juga membantah rumor tersebut.
“Tidak ada penawaran dari pihak AS baik dalah hal mengambil alih perusahaan maupun memesan sejumlah slot manufaktur secara ekslusif,” ujar CEO CureVac Franz-Werner Haas.
Kendati demikian, CureVac mengakui sejumlah direksi pernah bertemu dengan rombongan Gedung Putih pada bulan ini membicarakan soal progres pengembangan vaksin. Dalam rombongan itu, hadir Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden AS Mike Pence.
Miliarder Jerman, Dietmar Hopp yang tak lain pemegang saham terbesar CureVac hingga 80 persen itu menolak rencana AS untuk mengambil alih penelitian vaksin CureVac. Pernyataan Hopp merespons kabar AS yang bernegosiasi memiliki hak eksklusif untuk vaksin korona CureVac.
“Dia (Trump) berbicara ke perusahaan dan saya langsung diberitahu mengenai hal itu dan langsung ditanyakan mengenai hal itu. Seketika itu saya langsung mengetahui bahwa hal tersebut tidak mungkin,” kata Hopp.
CureVac memprediksi vaksin korona akan masuk tahap percobaan pada Juni atau Juli nanti. Setelah, mereka akan meminta persetujuan dari pemerintah Jerman untuk dapat mengaplikasikan vaksin percobaan tersebut ke subjek manusia (uji klinis).
Jika uji coba ke manusia berhasil, CureVac siap memproduksi vaksin hingga lebih dari 10 juta dosis dalam satu siklus produksi. Bahkan hasil produksi vaksin tersebut dapat mencapai miliaran bilamana proses produksi dijalankan di pabrik baru yang akan dibangun dengan bantuan keuangan dari Uni Eropa.
Editor: Rahmat Fiansyah