Kimia Farma Diagnostika Jadi Distributor Vaksinasi Gotong Royong
JAKARTA, iNews.id - Vaksinasi Gotong Royong mulai dilakukan hari ini, Selasa (18/5/2021). Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bekerja sama dengan PT Bio Farma melalui anak usahanya PT Kimia Farma dalam pelaksanaan program vaksinasi ini.
Kimia Farma menunjuk cucu usahanya, PT Kimia Farma Diagnostika atau KFD sebagai distributor dan operator Vaksinasi Gotong Royong kepada karyawan atau buruh perusahaan swasta.
Direktur Utama PT Kimia Farma Apotek Nurtjahjo Walujo Wibowo mengatakan bahwa Kimia Farma Group telah melakukan berbagai persiapan untuk kegiatan Vaksinasi Gotong Royong. Hal ini dilakukan sesuai dengan arahan pemerintah melalui Kementerian BUMN.
"Berbagai pembenahan lainnya di internal PT Kimia Farma Diagnostika (KFD) telah kami lakukan, seperti sistem pengawasan internal, penguatan sistem layanan dan supporting dengan mengedepankan aplikasi digital dan cashless, serta berbagai langkah pembenahan lainnya," ujar Nurtjahjo dalam keterangan pers, Selasa (18/5/2021).
Sementara jenis vaksin yang diberikan kepada karyawan adalah Sinopharm. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 10 Tahun 2021 mencatat, jenis vaksin yang digunakan dalam vaksinasi gotong royong harus berbeda dengan vaksinasi program yang dijalankan pemerintah.
"Sampai saat ini, Indonesia menggunakan tiga jenis vaksin, yaitu Sinovac, Sinopharm, dan AstraZeneca," ujarnya.
Dia menjamin Vaksinasi Gotong Royong akan dijalankan dengan kualitas yang sama dan profesional, termasuk mengembangkan layanan digital vaksinasi secara end to end mulai dari hulu hingga hilir.
"Melalui sistem ini dapat dilakukan tracing terhadap identitas peserta vaksinasi, nomor vial vaksin, dan sertifikat vaksin," ujarnya.
KFD menggunakan sistem digital untuk meningkatkan pelayanan end to end dari hulu sampai hilir dalam Vaksinasi Gotong Royong. Corporate Secretary Kimia Farma Ganti Winarno mengatakan bahwa Vaksinasi Gotong Royong Kimia Farma memiliki berbagai kelebihan, seperti kode batang untuk mempermudah proses pelacakan.
Selain itu, digitalisasi pelayanan antrean diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan memudahkan calon penerima vaksin. Ganti menuturkan, perusahaan akan membantu proses pendaftaran melalui aplikasi Kimia Farma Mobile, mulai dari upload data dan terkoneksi ke dalam sistem informasi satu data.
"Peserta akan mendapatkan notifikasi dan dapat diketahui jam berapa harus antre, kemudian mereka disuntik. Bahkan, kita bisa langsung scan vial ID," ucapnya.
Editor: Jujuk Ernawati