Kinerja Sehat dan Makin Tangguh, BRI Cetak Laba Rp29,56 Triliun
Rasio BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) membaik dari 69,56 persen menjadi 67,71 persen dan CIR (Cost to Income Ratio) membaik dari 44,30 persen menjadi 41,79 persen.
“Rasio efisiensi BRI yang terus membaik tak lepas dari transformasi digital yang terus dijalankan. BRI sendiri terus mengembangkan area digital melalui tiga fokus, yakni Digitizing Core, Digital Ecosystem serta New Digital Proposition,” tutur Sunarso.
“Transformasi digital yang dilakukan oleh BRI tidak hanya memberikan dampak dari sisi efisiensi, namun juga memberikan dampak signifikan terhadap pencapaian fee-based income perseroan. Di mana fee-based income konsolidasian BRI tercatat tumbuh 9,14 persen yoy menjadi senilai Rp10,22 triliun,” katanya.
Hingga akhir Triwulan II 2023 likuiditas dan permodalan BRI pun berada di level yang memadai. Hal tersebut tercermin dari rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) Bank sebesar 87,26 persen dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 26,65 persen.
Menurutnya, ditopang oleh likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat tersebut, BRI optimistis akan mampu mendorong menggerakkan perekonomian nasional melalui pembiayaan dan pemberdayaan UMKM.