Kisah Anak Penjaga Kantin Dapat Kontrak Ekspor 1,4 Juta Dolar AS di Usia 19 Tahun
Julio ikut membantu bisnis ayahnya di Cirebon jualan pewarna rotan. Namun bisnis yang dijalani orang tuanya tak lama bangkrut.
"Perusahaannya bangkrut gara-gara China keluarin produk sintetis, anyaman sintetis, di situ kecewa berat sama permainan dari luar masuk ke sini. Dari situ masuk ke ekspor impor," ucap Julio.
Setelah itu, ada tetangganya mengajak jualan arang. Dia pun mengumpulkan tempurung kelapa, lalu memproduksi menjadi arang dan menjualnya ke Jakarta. Setelah itu, dia berjuang untuk mengembangkan usaha tempurung kelapa menjadi bahan bakar shisha.
"Gue belajar di internet, arang bisa dijadiin tepung untuk bahan bakar shisha, jadi gue masuk ke industri rokok tapi market di luar, seperti Dubai, Eropa, Timur Tengah," tuturnya.
Untuk mengembangkan bisnisnya, dengan usaha kerasnya akhirnya mendapat suntikan dana dari teman sang ayah sebesar Rp1 miliar. Dia pun menyewa pabrik dan mengembangkan usahanya.
"Awalnya pabrik itu kita sewa. Pas pabrik jadi, kiriman pertama ke Paraguay, 1 kontainer, kemudian 2 kontrainer sampai akhirnya dikasih kontrak 1,4 juta dolar atau Rp16 miliar di umur 19 tahun," kata dia.
Dari sana, bisnisnya terus berkembang hingga saat ini. Julio pun membangun satu pabrik lagi untuk produksi.
Editor: Jujuk Ernawati