Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Menkeu Purbaya Ungkap Alasan Ancam Bekukan Bea Cukai
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Anak Penjaga Kantin Dapat Kontrak Ekspor 1,4 Juta Dolar AS di Usia 19 Tahun

Sabtu, 12 Februari 2022 - 20:24:00 WIB
Kisah Anak Penjaga Kantin Dapat Kontrak Ekspor 1,4 Juta Dolar AS di Usia 19 Tahun
Julio, anak penjaga kantin dapat kontrak ekspor 1,4 juta dolar AS di usia 19 tahun. Foto: Instagram Julio Ekspor
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Seorang anak muda Indonesia bernama Julio sukses menjadi pengusaha ekspor. Bahkan, dia mendapat kontrak ekspor senilai 1,4 juta dolar AS pada usia 19 tahun. 

Pendiri dan CEO PT Universal Coco Indonesia berusia 26 tahun itu meraih kesuksesan dengan kerja keras. Dia yang seorang anak penjaga kantin ini harus membantu ibunya setiap hari. 

“Nyokap penjaga kantin, jualan Indomie dari (Julio) TK sampai SMA. Gue sempet dibilang nyokap spesialis cetak nasi. Jadi kalau ada orderan katering, gue yang cetak nasi pakai mangkok. Gue ngelakuin itu dari kecil hampir setiap hari,” kata Julio dalam akun YouTube Curhat Bareng Denny Sumargo, dikutip Sabtu (12/2/2022).

Saat duduk di bangku SMA, karena mengenyam pendidikan di sekolah bagus dengan bayaran lumayan mahal, Julio berinisiatif membantu orang tuanya mencari uang. Dia memilih bergabung dengan MLM. 

“Waktu SMA kelas satu gue mikir, nyokap masukin gue ke sekolah yang bagus karena nyokap pengen anaknya lebih baik. Itu per bulannya Rp800.000. Terus gue ikut bisnis MLM di umur 14-15 tahun dan gua jualan obat," ujar Julio yang juga pendiri Komunitas Bisa Ekspor. 

Dia mengaku, menjual produk MLM ke teman-temannya di sekolah. Setelah selesai sekolah, dia akan konsultasi dengan leader-nya, kemudian menjual produk MLM secara door to door

Julio mengungkapkan, ada hal yang membuatnya ingin membahagiakan orang tuanya, terutama sang ibu saat mendengar percakapan ibu dan temannya. Saat itu, dia mendengar ibunya mengatakan, akan memberikan darahnya terakhir untuk sang putra jika tak lagi memiliki apapun.

Lulus SMA, dia sempat kuliah di Jogyakarta. Namun dia hanya bertahan 1 semester. Julio memilih untuk bekerja dan membantu keluarganya. 

"Kerja supaya nyokap hidup lebih baik karena gue takut kehilangan," ujarnya.

Julio ikut membantu bisnis ayahnya di Cirebon jualan pewarna rotan. Namun bisnis yang dijalani orang tuanya tak lama bangkrut.

"Perusahaannya bangkrut gara-gara China keluarin produk sintetis, anyaman sintetis, di situ kecewa berat sama permainan dari luar masuk ke sini. Dari situ masuk ke ekspor impor," ucap Julio.

Setelah itu, ada tetangganya mengajak jualan arang. Dia pun mengumpulkan tempurung kelapa, lalu memproduksi menjadi arang dan menjualnya ke Jakarta. Setelah itu, dia berjuang untuk mengembangkan usaha tempurung kelapa menjadi bahan bakar shisha. 

"Gue belajar di internet, arang bisa dijadiin tepung untuk bahan bakar shisha, jadi gue masuk ke industri rokok tapi market di luar, seperti Dubai, Eropa, Timur Tengah," tuturnya. 

Untuk mengembangkan bisnisnya, dengan usaha kerasnya akhirnya mendapat suntikan dana dari teman sang ayah sebesar Rp1 miliar. Dia pun menyewa pabrik dan mengembangkan usahanya. 

"Awalnya pabrik itu kita sewa. Pas pabrik jadi, kiriman pertama ke Paraguay, 1 kontainer, kemudian 2 kontrainer sampai akhirnya dikasih kontrak 1,4 juta dolar atau Rp16 miliar di umur 19 tahun," kata dia.

Dari sana, bisnisnya terus berkembang hingga saat ini. Julio pun membangun satu pabrik lagi untuk produksi.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut