Kisah Pak Gendon, Raih Ratusan Juta dari Jualan Nasi Telur dan Soto
Dalam mengelola warung makannya, Pak Gendon memiliki tiga shift yang dikelola dengan anak-anaknya. Pada pukul 06.00 hingga 10.00 WIB, pak Gendon dan istrinya berjualan nasi telur dan soto. Kemudian, dilanjutkan oleh anak perempuannya mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB, pada shift kedua ini warung makannya hanya menyediakan menu nasi telur.
Terakhir, di shift ketiga mulai pukul 14.00 WIB sampai malam dengan menu ayam bakar, ayam goreng, nila bakar, nila goreng, serta lele bakar dan goreng.
Dalam satu hari, Pak Gendon menghabiskan sebanyak 18 kilogram beras dan 12 kilogram telur. Jika sedang ramai, warung makannya bahkan dapat menghabiskan sebanyak 20 kilogram telur, utamanya pada momen hari raya lebaran.
Menu nasi telurnya dibanderol Rp10.000 per porsi sudah termasuk dengan minum. Dengan menghabiskan 400 butir telur per hari, omzet yang berhasil dikantongi Pak Gendon dapat mencapai ratusan juta per bulan.
Pak Gendon menceritakan, pelanggannya datang dari berbagai kota di Indonesia, antara lain, Solo, Wonogiri, dan Jakarta. Ia meyakini, yang menjadi daya tarik dan membuat konsumen selalu datang ke warung makannya karena harga yang murah dan cita rasa masakannya yang segar.
Ia pun terus menyampaikan rasa syukurnya berkat kesuksesan yang hingga saat ini ia rasakan. Bahkan, anak dan menantunya saat ini pun ikut menjalankan usaha kuliner tersebut.
Ia berharap usahanya terus berjalan lancar, karena warung makan tersebut merupakan satu-satunya sumber penghasilan. Pak Gendon pun berupaya untuk selalu membuat pelanggannya puas dan tidak kecewa dengan masakannya.
Editor: Jeanny Aipassa