Kisah Sukses Pendiri Starbucks, Anak Buruh yang Kini Jadi Miliarder
Hal tersebut yang menjadi cikal bakal terbentuknya Starbucks sebagai tempat ‘nongkrong’ bagi pelanggannya.
Ia juga terinspirasi untuk membentuk rantai kedai kopi nasional melalui ekspansi toko yang cepat. Pada tahun 1985 ia mendirikan Il Giornale dan membeli Starbucks dengan dukungan investor.
Di bawah kepemimpinannya, dalam empat tahun rantai kedai kopi tersebut tumbuh dan memiliki 100 gerai. Pada tahun 1992 ia membawa perusahaan ke publik, dan pada akhir dekade, Starbucks memiliki sekitar 2.500 gerai di berbagai negara.
Selain itu, Schultz terus berinovasi dengan mengembangkan variasi menu Starbucks. Perusahaan tersebut mulai menawarkan berbagai macam kopi seduh mulai dari espresso, cappuccino, café latte, es kopi hingga moka.
Dia bekerja keras menciptakan suasana yang nyaman untuk seluruh pengunjungnya untuk bertemu dengan keluarga atau sahabat dan menikmati kopi yang mereka tawarkan.
Schultz mengumumkan pengunduran diri sebagai CEO pada tahun 2000 tetapi tetap berperan sebagai Chairman. Pada 2008, Schultz kembali sebagai CEO setelah adanya penurunan dan penutupan ratusan gerai Starbucks.
Ia menerapkan strategi ambisius dengan mengakuisisi beberapa perusahaan rantai roti, memperkenalkan brand kopi instan Starbucks dan mengembangkan variasi menu. Strateginya berhasil dan pada tahun 2012 Starbucks telah pulih secara finansial.
Editor: Jeanny Aipassa