Kisah Sukses Wirausaha Muda bersama Shopee Dukung Pertumbuhan Ekonomi Digital
Sementara Susanne Melvina, Intresse menambah warna lain dalam video, yang berangkat dari kecintaan mendalam terhadap tenun. Dari awal, pendirinya percaya bahwa kain bukan sekadar kain, setiap helai menyimpan cerita, warisan budaya, dan harapan untuk generasi berikutnya.
Namun keyakinan itu tidak serta-merta menghapus kekhawatiran tentang pertanyaan: “Masih ada ruang kah untuk tenun di zaman sekarang?”. Di tengah tren fashion modern, ada rasa takut bahwa budaya justru perlahan terlupakan.
Namun kekhawatiran itu pula yang akhirnya menjadi alasan untuk terus bergerak. Bersama Shopee, Intresse menemukan cara baru untuk lebih dekat dengan para pelanggan khususnya generasi muda. Saat ini, produknya bisa terjual dari Aceh hingga Papua.
Ada pula sosok di balik Kacamata Demodas, Priyanto Utomo atau di panggil Tommy yang memulai usaha dengan keyakinan bahwa kacamata tidak hanya membantu orang melihat lebih jelas, tetapi juga tampil percaya diri dengan gaya mereka. Perjalanannya tidak mudah.
Menjual kacamata itu cocok-cocokan: orang ingin mencoba dulu, melihat apakah bentuknya pas di wajah. Belum lagi stigma bahwa brand lokal kacamata sering dianggap sebelah mata.
Di tengah tantangan tersebut, Shopee menjadi ruang baru untuk menunjukkan kualitas: memperkenalkan frame secara live, menjawab pertanyaan real-time, dan memberikan edukasi mengenai kacamata kepada para pelanggan.
Bukipet juga tumbuh dari mimpi besar dan cinta pada hewan. Di usia 25 tahun, Asep Ruswandi memulai bisnis pakaian, mainan, dan perawatan hewan, berangkat dari keyakinan sederhana bahwa hewan peliharaan juga layak mendapat kenyamanan.
Walaupun bisnis ini kerap dipandang sebelah mata dan dianggap sulit untuk mendapatkan panggung, Asep tetap memilih untuk percaya pada mimpinya.
Shopee membuat perjalanan itu menjadi lebih mudah, mempertemukan produknya dengan para pecinta hewan, membuka ruang interaksi yang lebih personal, dan mempercepat kepercayaan konsumen.