Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Daftar Harga BBM Pertamina 20 November 2025, Lengkap Pertalite hingga Pertamax
Advertisement . Scroll to see content

Komisi VII DPR Dorong Pemerintah Ubah Metode Subsidi Energi

Rabu, 28 September 2022 - 08:33:00 WIB
Komisi VII DPR Dorong Pemerintah Ubah Metode Subsidi Energi
Acara Polemik Spesial MNC Trijaya mengangkat tema "Pembatasan penggunaan bbm subsidi, untuk siapa?", pada Selasa (27/9/2022). (Foto: dok iNews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Komisi VII DPR mendorong pemerintah mengubah metode subsidi energi agar tidak salah sasaran. Subsidi energi yang sebelumnya bersifat terbuka harus diubah menjadi subsidi tertutup. 

"Kembali pada definisi awal subsidi, orang yang tidak mampu diberikan kemampuan oleh negara untuk memiliki daya beli. Dalam hal ini misalnya pemerintah kasih uang supaya mereka bisa beli elpiji, jadi elpiji 3 kilogramnya dijual dengan harga pasar," ujar Wakil Ketua Komisi VII DPR, Maman Abdurrahman, dalam Polemik Spesial MNC Trijaya: Pembatasan penggunaan bbm subsidi, untuk siapa?, Selasa (27/9). 

Menurut dia, dengan memberikan subsidi kepada orang miskin atau tidak mampu agar memiliki daya beli, maka subsidi energi akan jauh lebih tepat sasaran. 

"Tapi pertanyaannya, apakah data orang miskin yang dimiliki pemerintah sudah benar atau belum. Inilah yang perlu dikawal bersama. Kelompok pemerhati publik harus masuk ke wilayah itu," kata Maman. 

Dia mengungkapkan, ada masyarakat yang salah paham memaknai pembatasan dan kenaikan harga BBM subsidi baru-baru ini. Bahkan ada yang menilai pemerintah melakukan pencabutan subsidi BBM. 

"Kalau ada yang mengatakan subsidi dicabut, itu salah total. Yang sebenarnya adalah realokasi subsidi, karena selama ini banyak subsidi energi tidak tepat sasaran," ungkap Maman.

Dia menjelaskan, subsidi salah sasaran merupakan problema yang sudah berlangsung selama puluhan tahun, karena penggunaan metode terbuka yang salah sejak awal. 

"Karena yang disubsidi barang, akhirnya semua orang berpotensi membeli barang tersebut. Dimanapun, setiap ada satu barang dengan 2 harga berbeda pasti berpotensi disalahgunakan, terjadi permainan," tutur Maman. 

Sementara itu Direktur Eksekutif Energi Watch, Mamit Setiawan mengakui perlu ada  reformasi pola subsidi dari pemerintah. "Karena selama ini kita subsidi berbasis barang, dan itu salah sekali," kata Mamit. 

Dia mengungkapkan, subsidi tertutup yang berbasis orang justru lebih mudah diterapkan karena pemerintah sudah memiliki Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Sehingga jelas siapa sasaran penerima subsidi yang dituju. 

"Kenapa kita harus lakukan reformasi pola subsidi, supaya tepat sasaran. Pemerintah tidak terus-terusan teriak beban subsidi naik," ujar Mamit.

Sebagai jalan menuju reformasi, Mamit menekankan pentingnya revisi terhadap Perpres 191/2014. "Ini revisi Perpres tidak selesai-selesai. Makanya saya minta BPH Migas dorong terus revisi ini," kata Mamit.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut