Konflik Ukraina-Rusia Bikin Pasokan Minyak Nabati Defisit, Gapki: Minyak Sawit Jadi Harapan Utama
Oleh sebab itu, lanjut Mukti, pemerintah perlu mengatur kembali kebijakan sehingga minyak sawit masih bisa menjaga neraca perdaganhan, dan kebutuhan dalam negeri akan minyak tersebut juga bisa terpenuhi.
"Pemerintah perlu mengatur secara bijak penggunaan dalam negeri dan ekspor minyak sawit untuk menjaga neraca perdagangan nasional. Bagi pekebun, peningkatan efisiensi dan produksi merupakan dua hal yang harus terus menerus diupayakan," kata Mukti.
Dia mengungkapkan, Gapki mencatat terjadi penurunan produksi minyak sawit atau crude pal oil (CPO) yang tercatat pada bulan Januari 2022 sebesar 3 persen jika dibandingkan dengan total produksi pada bulan desember 2021.
Pada Desember 2021 toal produksi CPO 4,688 juta ton, sedangkan pada bulan Januari Gapki mencatat total produksinya menurun menjadi 3,863 juta ton.
"Turunnya produksi di bulan Januari 2022 merupakan pola musiman, namun penurunan produksi CPO dari Desember 2021 ke Januari 2022 yang sebesar 3 persen jauh lebih rendah dari penurunan musiman tahun lalu Desember 2020 ke Januari 2021 yang mencapai 7 persen," tutur Mukti.
Editor: Jeanny Aipassa