Konglomerat Korea Bakal Bangun Reaktor Nuklir Skala Kecil di Asia
Sementara itu, kerja sama tersebut diumumkan setelah Yoon Suk-yeol terpilih sebagai presiden Korea Selatan pada Maret lalu. Yoon, yang menjabat pada 10 Mei 2022 berjanji untuk menggunakan energi nuklir demi mempercepat tujuan Korea Selatan untuk bebas emisi karbon.
Adapun Samsung C&T, perusahaan milik konglomerat Jay Y. Lee mulai berinvestasi bersama dengan NuScale pada 2019. Dalam kerja sama ini, Samsung, Doosan, dan GS Energy akan memberi saran kepada NuScale dalam pembuatan komponen, konstruksi pembangkit, dan operasi pabrik.
Ketua Ekonomi Minyak dan Gas Alam di Departemen Ekonomi dan Keuangan University of Wyoming Charles Mason memperkirakan, konstruksi reaktor modular dapat memakan waktu kurang dari satu tahun dan menelan biaya jutaan dolar AS.
"Pembangkit (nuklir) konvensional cenderung sangat mahal, membutuhkan waktu lama untuk dibangun dan karena hal-hal itu mereka secara kronis diganggu oleh pembengkakan biaya," ucap Mason.
Dia meyakini, negara yang menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara mungkin mempertimbangkan pembangkit nuklir modular daripada pembangkit listrik tradisional.
"Saya pikir ada masa depan, beberapa tempat akan mendukung reaktor modular," ucapnya.
Editor: Jujuk Ernawati