LG Pastikan Komitmen Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Senilai Rp142 Triliun
JAKARTA, iNews.id - Konsorsium LG memastikan komitmen membangun megaproyek grand package pabrik baterai kendaraan listrik seniali Rp142 triliun di Karawang, Banten, dan Halmahera, Maluku Utara.
Kepastian itu, disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, setelah
bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) LG Energy Solution Young Soo Kwon.
Pertemuan itu, berlangsung di kantor Kementerian Investasi/BKPM dan dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Gandi Sulistiyanto, Direktur Utama PT Antam, Nico Kanter, dan Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC), Toto Nugroho dan seluruh perwakilan tingkat eksekutif di konsorsium LG.
Bahlil mengungkapkan, LG berkomitmen melanjutkan proyek grand package, setelah sempat terkendala setelah diterbitkannya aturan Inflation Reduction Act (IRA) di Amerika Serikat yang mempengaruhi rantai pasok bahan baku baterai kendaraan listrik dunia.
Keputusan untuk melanjutkan proyek itu menurutnya menunjukkan konsensus dan keinginan untuk mencapai tujuan bersama antara pemerintah Indonesia dengan LG Konsorsium dalam rangka hilirisasi sumber daya alam, peningkatan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia dan penciptaan lapangan kerja.
“Kementerian Investasi berkomitmen terus mengawal proses perizinan dan kemudahan investasi LG di Indonesia agar cepat terealisasi dan memberikan manfaat khususnya kedua negara Indonesia dan Korea. Proyek ini merupakan proyek yang digagas hasil pertemuan kedua kepala negara Indonesia dan Korea sejak tahun 2019 yang lalu,” ungkap Bahlil dalam keterangan tertulis, Jumat (4/8/2023).
Sementara CEO LG Energy Solution, Young Soo Kwon. turut menyampaikan apresiasi terhadap pemerintah Indonesia dan BUMN yang terus memberikan dukungannya bagi mega proyek tersebut. Kwon juga menyampaikan konsorsium siap melanjutkan diskusi pendirian perusahaan yang diharapkan mendapatkan persetujuan dari dewan direksi masing-masing anggota konsorsium sehingga dimungkinkan konstruksi pada tahun 2023 ini.
“Tanpa dukungan pemerintah sangat mustahil untuk bisa mencapai kesepakatan untuk memulai realisasi, saat ini LG telah menyelesaikan hal yang tersulit dalam negosiasi antar konsorsium yaitu penentuan pemegang saham di perusahaan patungan di setiap rantai pasok," ujar Kwon.
Dia menyampaikan, setelah tercapainya kesepakatan di struktur saham, LG konsorsium yakin negosiasi akan jauh lebih mudah dan menargetkan untuk memulai konstruksi pabrik katoda di tahun 2023.
Sedangkan Direktur Utama PT Antam Nico Kanter mengungkapkan bahwa pihaknya terus berkomitmen untuk melakukan upaya terbaik dan akan berusaha mengakomodasi kebutuhan dari proyek ini. Salah satu kunci utama dalam mewujudkan kesuksesan mega proyek ini adalah kolaborasi dan komunikasi yang baik dari semua pihak.
“Antam dan seluruh konsorsium BUMN yang terlibat dalam proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (grand package) LG, memiliki komitmen yang sama untuk melakukan percepatan dan siap bernegosiasi untuk memberikan keuntungan bagi kedua pihak,” ungkap Nico.
Sebagai informasi, mega proyek senilai 9,8 Miliar dolar AS atau Rp142 triliun ini merupakan proyek kerja sama antara konsorsium LG dan konsorsium BUMN IBC, yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, Huayou, LX International, Posco Future M, Antam dan IBC.
Langkah awal proyek ini dimulai dari pembangunan pabrik sel baterai di Karawang dengan total investasi sebesar USD1,1 miliar di mana pabrik tersebut akan memproduksi secara komersial sel baterai sebanyak 10 GWh pada April 2024.
Selanjutnya investasi mega proyek akan dilanjutkan dengan pembangunan pabrik smelter, prekursor dan katoda, serta kerja sama pertambangan yang saat ini dimiliki ANTAM di Buli, Halmahera.
Editor: Jeanny Aipassa