Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pernyataan Lengkap China terkait Heboh Utang Proyek Whoosh
Advertisement . Scroll to see content

Luhut Bertemu Pejabat AS hingga Telepon Menlu China di Tengah Masa Pemulihan

Sabtu, 11 November 2023 - 22:04:00 WIB
Luhut Bertemu Pejabat AS hingga Telepon Menlu China di Tengah Masa Pemulihan
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Special US Presidential Envoy for Climate, John Kerry yang menjenguknya di Singapura. (Foto: Dok. Kemenko Marves)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan tetap bekerja di tengah masa pemulihan kesehatannya di Singapura. Luhut diketahui telah melakukan serangkaian pertemuan dan dialog penting dengan sejumlah tokoh.

Terbaru, Luhut bertemu dengan Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat (AS) untuk Urusan Iklim, John Kerry yang menjenguknya di Singapura. Selain itu, Luhut juga berkomunikasi via telepon dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi dan juga Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong.

Dalam pertemuan dengan John Kerry, Luhut membahas potensi besar Indonesia dalam pemanfaatan Carbon Capture Storage di depleted reservoir dan saline aquifer, yang memiliki potensi hingga 400 giga ton dan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi emisi di sektor migas dan sektor lainnya.

Luhut juga menyampaikan harapannya untuk diskusi lebih lanjut dan meminta John Kerry agar dapat menghubungi Penasihat Senior Presiden AS untuk Energi dan Investasi, Amos Hochstein, untuk membahas kerja sama di bidang critical minerals.

“Inisiatif ini dapat menghasilkan dana miliaran dolar yang akan sangat bermanfaat bagi rakyat Indonesia, serta membantu memacu perkembangan teknologi negara kita, sejalan dengan komitmen kita terhadap lingkungan dan pembangunan berkelanjutan,” ujar Luhut dalam keterangannya, Sabtu (11/11/2023).

Pada kesempatan yang sama, Luhut juga menyampaikan rasa terima kasih kepada AS atas pembebasan dana Pertamina sebesar 300 juta dolar AS yang sempat mengendap di Venezuela. 

“Kita sebelumnya mengalami kendala karena permasalahan antara AS dan Venezuela, yang menyebabkan dana Pertamina tertahan selama hampir 3-4 tahun, dan Amerika Serikat telah membantu menyelesaikan hal tersebut,” ucapnya.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut