Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Profil James D Watson, Ilmuwan Penemu Struktur DNA yang Sempat Diboikot Lembaga Riset
Advertisement . Scroll to see content

Maskapai Rusia Kehilangan 79 Pesawat Imbas Sanksi

Sabtu, 09 April 2022 - 09:25:00 WIB
Maskapai Rusia Kehilangan 79 Pesawat Imbas Sanksi
Maskapai Aeroflot. (Foto: Reuters/Antara)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.id - Maskapai penerbangan Rusia kehilangan 79 pesawat imbas sanksi yang diberlakukan atas invasi negara tersebut ke Ukraina. Adapun jumlah ini merupakan hampir 10 persen dari armada gabungan di negara beruang merah.

Dikutip dari CNN Business, sanksi yang diberikan oleh beberapa negara mengharuskan perusahaan penyewaan pesawat internasional yang memiliki jet untuk mengambil alih pesawat mereka pada akhir Maret. Semua jet yang diambil alih berada di luar Rusia pada saat itu dan perusahaan leasing telah mengambil alih atau memulai proses untuk melakukannya di pengadilan, menurut perusahaan analisis penerbangan yang melacak informasi tentang pesawat di seluruh dunia, Cirium.

Seperti diketahui, ketika Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, maskapai penerbangan Rusia mengoperasikan 861 pesawat komersial, baik jet penumpang maupun kargo, menurut Cirium. Lebih dari setengah jumlah pesawat itu dengan perkiraan nilai pasar 9,2 miliar dolar AS dimiliki oleh perusahaan leasing non-Rusia.

Industri penerbangan Rusia bergantung pada pesawat yang dibangun di Barat oleh perusahaan seperti Boeing dan Airbus, tetapi sebagian besar pesawat dimiliki oleh perusahaan leasing Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Adapun AS dan sebagian besar Eropa menutup ruang udara ke Rusia setelah invasi, dan sebagian besar pesawat yang dipermasalahkan tetap berada di Rusia atau dengan cepat terbang kembali ke sana.

Pada bulan lalu, Kremlin mengumumkan bahwa mereka menasionalisasi semua pesawat yang berusaha diambil alih oleh perusahaan leasing dan mengambil alih hampir 500 pesawat yang ada di Rusia.

Sebagian besar perusahaan leasing besar, termasuk Air Lease Corp, Aviation Capital Group, Avolon dan SMBC Aviation Capital, menolak mengomentari pesawat yang telah mereka sita atau tindakan Rusia untuk menasionalisasi pesawat yang masih berada di Rusia.

Terdapat beberapa perusahaan leasing di negara-negara yang belum memberlakukan sanksi terhadap Rusia, seperti China dan Uni Emirat Arab, bergerak untuk mengambil alih sebanyak mungkin pesawat yang bisa mereka dapatkan. 

"Pesawat-pesawat yang tetap dalam kendali Rusia pada dasarnya dianggap tidak berharga karena sanksi lain yang dikenakan oleh Eropa dan Amerika Serikat," ujar direktur pelaksana AeroDynamic Advisory, Richard Aboulafia. 

Perusahaan leasing China dan Arab juga ingin menjaga hubungan baik dengan para pembuat pesawat, sehingga mereka tidak mengalami masalah membeli pesawat untuk pelanggan mereka di luar Rusia.

Diketahui, satu jet kargo Rusia milik BOC Aviation yang berbasis di Singapura, sebuah unit dari Bank of China, diterbangkan dari Hong Kong dan diambil alih begitu mendarat di California, menurut sebuah laporan dari Reuters

Meskipun perusahaan China tidak ingin secara langsung menghadapi Rusia, mereka ingin tetap berada di jalur yang baik dari industri penerbangan global.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut