JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menekuni kungfu jenis wushu sejak duduk di bangku sekolah. Seni bela diri asal China ini dinilainya banyak mengajarkan nilai kebaikan.
Airlangga mengungkapkan kegemarannya tersebut saat hadir dalam Talkshow "Ngobrol Bareng Gus Miftah" yang disiarkan iNews, Selasa (29/9/2020). Saat baru datang, dia memeragakan salam layaknya atlet kungfu sebelum berlaga.
Begini Strategi Nestlé Dorong Masa Depan Pangan Berkelanjutan di Indonesia
Salam tersebut dilakukan dengan membuka lurus tangan kiri yang ditempelkan dengan kepalan tangan kanan. Gus Miftah selaku host talkshow menanyakan arti dari salam tersebut.
“Artinya di dalam bela diri ini kita punya kekuatan, tetapi tidak boleh sombong dan tidak boleh diumbar, akan tetapi kekuatan itu ditahan,” ujarnya.
Pria kelahiran Surabaya 58 tahun silam itu menuturkan, bela diri kungfu ditekuninya sejak masih SMP. Saat ini, dia sudah tak terlalu sering latihan karena kesibukannya sebagai menteri.
“Kalau sekarang sudah tidak terlalu rutin, hanya sering nonton latihannya saja, terutama pelatnas,” kata dia.
Mantan menteri perindustrian tersebut saat ini diamanahi sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI). Di bawah kepemimpinannya, wushu sukses menjadikan andalan cabang olahraga bagi Indonesia di pentas dunia.
Atas prestasinya, Airlangga diganjar sebagai Pembina Olahraga Berprestasi pada 9 September lalu. Penghargaan diberikan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dalam Hari Olahraga Nasional (Haornas).
Berdasarkan pengalamannya, Airlangga menyebut kungfu mengajarkan pentingnya keseimbangan. Salah satunya atlet kungfu tidak hanya cukup sehat secara fisik, namun secara mental harus bijak. Bagi Airlangga, ajaran ini sangat berguna dalam menghadapi pandemi Covid-19.
“Seperti juga arahan Pak Presiden, kita harus seimbang dalam nge-rem dan gas kebijakan, kalau tidak seimbang ibarat mesin akan overheating, jadinya panas. Semuanya sama penting, rakyat tentu harus sehat, dan pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas tetap harus didorong,” tuturnya.
Editor: Rahmat Fiansyah