Mentan Sebut Indonesia Bisa Pasok Kedelai ke Negara Lain, Begini Caranya
JAKARTA, iNews.id - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyebut, Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi cukup besar untuk melakukan ekspor komoditas pertanian, salah satunya kedelai. Menurutnya, saat ini pemerintah berfokus pada pemenuhan 11 komoditas pertanian lainnya, seperti beras, jagung, bawang putih, bawang merah, cabai besar, cabai rawit, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, minyak goreng, dan gula.
"Besok bisa kita tangani bahkan Indonesia bisa menjadi pemasok negara lain, siapkan saya ruang yang cukup," ujar Syahrul dalam diskusi publik bersama INDEF, Jumat (16/12/2022).
Syahrul menambahkan, di antara komoditas tersebut, terdapat empat yang pengadaannya masih melalui impor, seperti kedelai, bawang putih, gula konsumsi dan jagung. Menurutnya, produktivitas komoditas pangan itu belum memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Misalnya saja kedelai, berdasarkan data dari Badan Pangan Nasional Indonesia pada akhir tahun ini saja pemerintah tidak mempunyai stok cadangan kedelai.
Stok akhir Kedelai pada bulan Desember diperkirakan hanya 58.708 ton, sedangkan kebutuhan perbulannya tembus 245.000 ton. Sementara, produksi dalam negeri dari Januari-Desember pada 2022 hanya sebesar 288.000 ton, artinya hanya cukup memenuhi kebutuhan satu bulan.
"Tiap hari kita makan kedelai, tahu, tempe, pakai kecap, kita harus nyerah dengan itu, harga di luar memang lebih murah, Rp5.000-Rp6.000, mereka pakai hamparan di Amerika dan Brazil dan menggunakan teknologi," ucap Mentan.
Menurutnya, kedelai dalam lahan 1 hektare hanya bisa memproduksi 1,2 juta ton sampai 1,6 juta ton. Sehingga masih membutuhkan lahan yang lebih luas untuk memproduksi kedelai yang lebih banyak, baru bisa memasok kedelai ke luar negeri. Syaratnya kebutuhan dalam negeri terpenuhi.
"Kita harus menuju kesana, kalau begitu dua tahun dari sekarang harus kita mulai persiapkan kedelai kita," tuturnya.
Editor: Aditya Pratama