Michael Hartono, Konglomerat Merakyat Berharta Rp332 Triliun yang Tak Malu Makan di Warung
JAKARTA, iNews.id - Michael Bambang Hartono atau Michael Hartono, salah satu orang terkaya di Indonesia yang merakyat. Konglomerat ini pernah kepergok makan di warung.
Berdasarkan data Real Time Billionaires Forbes, pengusaha berusia 83 tahun itu berada di peringkat kedua orang terkaya Indonesia, dengan kekayaan sebesar 21,8 miliar dolar AS atau Rp332,3 triliun. Sementara di peringkat pertama, saudaranya R Budi Hartono memiliki kekayaan 22,7 miliar dolar AS atau Rp344,5 triliun.
Meski bergelimang harta, namun bos Djarum dan pemilik saham mayoritas BCA ini dikenal sebagai sosok yang sederhana. Bahkan, dia tak sungkan makan di warung sederhana.
Beberapa tahun lalu, seorang warga berhasil mengabadikan momen ketika Michael Hartono makan tahu pong di sebuah warung makan sederhana di daerah Semarang, Jawa Tengah. Penampilannya saat itu juga sangat sederhana, hanya mengenakan kaus. Foto yang diunggah ke media sosial itu pun sempat viral pada 2019 lalu.
Michael Hartono yang lahir pada 2 Oktober 1939 merupakan keturunan Tionghoa. Dia bersama dengan saudaranya, R Budi Hartono mewarisinya perusahaan Djarum yang didirikan sang ayah, Oei Wie Gwan.
Perjuangan untuk membesarkan bisnis itu pun tidak mudah karena bisnis rokok tersebut nyaris bangkrut karena kebakaran pada 1963. Tak lama setelah itu, ayahnya meninggal dunia, memaksa dia dan sang adik melanjutkan bisnis rokok itu di Kudus. Mereka pun berusaha menata kembali bisnis tersebut.
Hingga akhirnya pada 1970, perusahan rokok itu sukses mejadi pemasok cengkeh terbesar di dunia. Dua tahun setelahnya atau pada 1972, perusahaan tersebut berhasil mengekspor produknya.
Tiga tahun kemudian, Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin. Selanjutnya diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan pada 1981.
Setelah sukses menjalankan bisnis rokoknya, Michael dan Budi melakukan ekspansi ke perbankan, dengan membeli saham BCA pada saat krisis ekonomi 1997-1998. Hartono bersaudara pun menjadi pemegang saham utama di bank tersebut, dengan kepemilikan 51 persen.
Selain bank, mereka juga memiliki bisnis elektronik dengan merek Polytron, real estate utama di Jakarta, dan saham di startup game.
Editor: Jujuk Ernawati